Wednesday, May 6, 2015

Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah)


Sebagian Traveler pasti kenal dengan museum ini. Selain ciri khasnya yaitu patung gajah, Museum ini juga menjadi salah satu tujuan wisata paling digemari bagi para turis yang sedang ada di Jakarta. Museum ini terletak di Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat  bersebelahan dengan Monumen Nasional (MONAS) & tidak jauh dari stasiun gambir serta bersebelahan dengan Halte Busway, Halte Museum Nasional.

Sejarah singkat

Mungkin orang-orang lebih tahu kalo sebutan museum ini adalah museum gajah karena adanya patung gajah persis di halaman depan gedung museum. Berdasarkan keterangan yang saya ambil dari website resmi Museum Nasional www.museumnasional.or.id museum ini dulunya adalah sumbangan dari JCM Radermacher yang merupakan pendiri dari lembaga Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah.

Radermacher menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Selain itu ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan. Pada zaman pemerintahan Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles terjadi peningkatan koleksi yang dimiliki sehingga menyebabkan terjadinya pemindahan tempat sebanyak 2 kali yaitu di Jalan Kalibesar dan Jalan Majapahit No. 3 yang akhirnya berpindah di Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat sampai sekarang.  Museum ini sudah beberapa kali dipugar dan bentuk gedungnya terkesan seperti campuran antara gedung bersejarah dengan gedung berarsitektur modern.

Patung Gajah icon dari Museum Nasional
Inside The Museum

Museum ini terdiri dari dua gedung terpisah yang disambungkan dengan jembatan. Di gedung yang lama terdapat banyak sekali koleksi arca-arca dari berbagai kerajaan Hindu dan Budha, Tenun dari berbagai daerah di Indonesia, Koleksi-koleksi keramik, Berbagai jenis model rumah adat dan Berbagai macam-macam Etnografi (kebudayaan) dari berbagai suku-suku yang ada di Indonesia. Selain itu di gedung lama juga terdapat ruangan khusus sumbangan dari kerajaan Thailand yang menyimpan berbagai macam bentuk pernak-pernik unik sumbangan dari kedubes Thailand untuk Indonesia termasuk juga patung gajah yang Traveler kenal sebagai icon Museum ini juga merupakan salah satu dari sumbangan negara Thailand untuk Museum ini.

Taman Prasasti
Bagian kiri taman prasasti
Bagian kanan taman prasasti















Ruang Prasasti
Gedung baru terdiri dari tiga lantai yang memiliki tema & koleksi yang berbeda-beda dimana Lantai satu adalah ruangan Manusia & lingkungan, Lantai dua ruangan Ilmu Pengetahuan & teknologi (IPTEK) dan Lantai tiga ruangan Organisasi sosial & Pola pemukiman.

Gedung baru Museum Nasional 
Masing-masing gedung memiliki kelebihan untuk dijelajahi para Traveler dimana kalau di gedung pertama kita disuguhkan dengan pemandangan Taman outdoor didalam gedung beserta koleksi prasasti-prasasti yang cukup membuat kita rileks sejenak. Sedangkan di gedung kedua menampilkan pencampuran antara seni modern & historical. Walaupun letak museum ini persis sekali di depan jalan tapi karena letak gedungnya agak masuk kedalam, Traveler tidak akan mendengar hiruk pikuk atau kebisingan kendaraan yang lewat sehingga bisa menikmati suasana Museum yang tenang. 

So...Traveler Kita mulai menjelajahi Museum ini yuk dari Gedung pertama alias Gedung lama (Tata urutan ruang yang saya kunjungi dari kiri pintu lobby jadi terserah para Traveler untuk mengambil jalur masuk yang mana untuk memulai menjelajahi museum)

Ruangan pertama di gedung pertama ialah Ruangan Sejarah yang berisi koleksi barang-barang antik peninggalan zaman belanda seperti meja, kursi, lampu gantung & lemari yah mengingat kan Traveler dengan suasana di Museum Fatahillah walaupun koleksinya tidak sebanyak di Museum Fatahillah. 

Ruangan Sejarah
Ruanga Kedua adalah Ruangan Tekstil. Sesuai dengan namanya, Ruangan ini berisi berbagai macam koleksi tenun khas Nusantara dari berbagai propinsi di Indonesia mulai dari Tenun Kulit Kayu, Tenun Kain Ikat, Songket, Celup Ikat, Batik dan lain-lain. Selain berbagai macam kain tenun juga terdapat alat penenun & juga berbagai macam cap Batik. Diruangan ini juga terdapat ruangan sumbangan dari negara Thailand yang berisi sumbangan berbagai macam artefak dari kerajaan Thailand terdahulu.

Ruang Tekstil
Ruang Tekstil

Ruang Thailand
Ruangan ketiga adalah Ruangan Koleksi Keramik  dimana terdapat berbagai macam koleksi keramik dari abat 16 sampai abad ke 18. Di ruangan ini juga terdapat video yang menampilkan proses pembuatan kerajinan dari bahan keramik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya keramik dari dalam negeri saja, diruangan ini juga memiliki berbagai macam koleksi keramik buatan luar seperti keramik buatan Vietnam, China, Jepang & Thailand.


Ruang Keramik
Ruang keramik
Ruang Keramik











Ruang Keramik
Ruang Keramik












Ruang Keramik Manca Negara
Ruangan berikutnya dikenal dengan nama Ruangan Rumah Tradisional Indonesia. Diruangan ini, Traveler dapat melihat berbagai macam koleksi model dari rumah-rumah adat dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia mulai dari sabang sampai merauke mulai dari rumah adat yang ada di kepulauan Sumatra, Rumah adat Jawa, Rumah Panjang dari daerah Kalimantan, Rumah Panggung Sulawesi dan lain-lain. Selain rumah adat, juga terdapat berbagai macam model lumbung (tempat penyimpanan padi)


Ruangan Rumah tradisional Indonesia
Ruangan berikutnya merupakan ruangan favorit saya, yaitu Ruangan Etnografi. Ruangan ini berisi berbagai macam alat-alat yang digunakan oleh para suku-suku yang ada di Indonesia baik itu alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sampai alat-alat yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan atau kesenian. Di ruangan ini pula kita bisa mengetahui keberagaman budaya Indonesia yang sangat luas karena masing-masing bagian dijelaskan secara detail & menarik. Ruangan ini terbagi menjadi empat ruangan dimana ruangan pertama merupakan Etnografi dari kepulauan Nusa Tenggara Timur, Maluku & papua sedangkan ruangan berikutnya Etnografi dari kepulauan Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat & Kalimantan, Ruangan ketiga adalah Ruangan gamelan yang berisi sebuah Kamar Tidur (pasren) layaknya kamar seorang Raja-raja atau pengantin khas Jawa, sadel yang digunakan dalam pertandingan karapan sapi di Madura & Gamelan yang digunakan pada saat pertunjukkan wayang lengkap dengan aksesoris & perlengkapan pertunjukkan wayang. Dan ruangan keempat berisi Etnografi dari Jawa & Sumatera. Keluar dari ruangan Etnografi Traveler akan melihat sebuah peta besar yang menggambarkan penyebaran berbagai suku yang ada di Indonesia.   

Ruang Etnografi Kepulauan Maluku & Irian
Patung nenek moyang
Patung mbis













Perahu Asmat
Ruang Etnografi Kalimantan
Patung Tau-Tau 
Hampatong















Gamelan Banjar
Patung Raja Lombok terdahulu
Diorama susunan Pura Di Bali 
Gamelan Bali
"Pasren" ruang bersemayam Dewi Sri
Perlengkapan pertunjukkan wayang
Ruang Etnografi Jawa
Ruang Etnografi Sumatera
Patung Si gale-gale
Peta suku bangsa di Indonesia
Layar sentuh berisi keterangan koleksi museum 
Berseberangan dengan ruangan etnografi (ruang tengah kalau Traveler berada di tengah museum) terdapat sebuah ruangan kecil yang diberi nama Ruang Perunggu. Ruangan ini berisi berbagai macam kerajinan tangan yang terbuat dari perunggu mulai dari Nekara, Patung, sampai perhiasan yang terbuat dari perunggu. Diluar ruang perunggu Traveler akan menemukan sebuah taman kecil yang diberi nama Taman Prasejarah. Taman ini berisi berbagai macam koleksi patung batu buatan manusia Pra-sejarah yang dulu dianggap sebagai nenek moyang atau tuhan mereka.


Nekara di Ruang perunggu
Ruang Perunggu
Koleksi-koleksi Taman prasejarah
Setelah puas berkeliling di gedung lama yuk sekarang kita menjelajahi di gedung yang baru yang ngak kalah serunya dari gedung lama.


Pintu masuk gedung baru
Di gedung yang baru koleksinya kurang lebih sama seperti gedung yang lama dengan penambahan beberapa koleksi baru. Lantai pertama adalah Ruang Manusia & lingkungan dimana di ruangan ini menjelaskan menganai asal usul zaman prasejarah Indonesia. Di ruangan ini terdapat berbagai macam rangka manusia purba yang ada di Indonesia sampai dengan kuburan-kuburan unik manusia purba. 

Ruang Pamer lantai 1
Replika kehidupan manusia purba

Kubur Prasejarah Gilimanuk


Australomelanesid dari Song Keplek




Kubur batu Mongolid dari Song Keplek
Lantai kedua merupakan Ruang IPTEK yang berisi mengenai berbagai macam Ilmu Pengetahuan & penemuan-penemuan menarik seperti prasasti-prasasti peninggalan dari kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia mulai dari kerajaan Hindu-Budha sampai dengan kerajaan Islam. Selain prasasti juga terdapat berbagai macam alat-alat yang pernah diciptakan oleh manusia seperti macam-macam model kapal beserta alat-alat navigasi kapal, Alat-alat astronomi, Arsiktektur-arsiktektur bangunan, Alat perlindungan diri dan lain sebagainya. 

Ruangan Pamer lantai 2
Macam - macam prasasti
Alat-alat kelautan
Berbagai macam alat astronomi
Model Pesawat
Model Pikulan

Model Pasar Daerah Jawa
Meriam Untuk perang darat
Baju perang dari Sulawesi Selatan
Lantai ketiga merupakan Ruang Organisai Sosial & Pola pemukiman. Hampir sama dengan ruangan rumah adat yang ada di gedung lama, Ruangan ini juga menampilkan berbagai macam rumah adat beserta penjelasan tata letaknya. Selain itu di ruangan ini juga ada beberapa relief yang menggambarkan kehidupan & tatanan sosial masyarakat pada zaman kerajaan dahulu. Di Ruangan ini juga terdapat berbagai macam meja & kursi milik peninggalan orang Belanda & berbagai macam model kapal yang pernah digunakan oleh para pelaut zaman dahulu.

Ruang Pamer lantai 3
Ruangan lantai 3
Ruangan lantai 3












Arca Garuda Wisnu Kencana
Model-model rumah model panggung
Display peninggalan Belanda
Macam-macam model tandu















Seluruh Display di dalam gedung baru ini menarik untuk dilihat & dipelajari sehingga bisa membuat Traveler jadi tidak berpikir kalau museum itu hanyalah tempat yang membosankan karena ditata sangat rapi. Di gedung baru juga ada sebuah cafe bernama Cafe Museum Nasional, mungkin kalo Traveler ingin istirahat atau makan-makan sebelum pulang bisa mampir ke cafe ini.

Cafe Museum Nasional
Jam Buka & Harga Tiket 

Museum ini Buka dari hari selasa sampai dengan minggu dimana untuk hari selasa sampai kamis dari jam 08.00-16.00, hari jumat 08.00-11.30 lalu buka lagi dari jam 13.00-16.00 dan Hari sabtu & Minggu 08.00-17.00. untuk hari senin & hari libur nasional museum ini tutup. 

Harga tiket: 

Dewasa: Rp. 5.000 
Anak-Anak: Rp. 2.000 

Untuk rombongan Min. 20 orang :
Dewasa: Rp. 3.000 
Anak-Anak: Rp. 1.000 

Untuk turis: 
Dewasa & Anak-Anak: Rp. 10.000 

Cukup murah bukan….??? ^_^

Akses menuju ke sana

Banyak sekali transportasi yang bisa Traveler gunakan untuk pergi ke museum ini. Tapi kalau ingin merasakan sensasi jalan-jalan ala backpacker, saya sarankan untuk menggunakan BUSWAY/TRANSJAKARTA yaitu Koridor 1 jurusan BLOK M – KOTA dan turun di Halte monumen nasional yang haltenya tepat di samping museum gajah ini. 

Atau bisa juga menggunakan kereta kalau patokannya adalah rumah saya dari arah Bintaro, Traveler naik dari stasiun Pondok Ranji lalu turun di stasiun Tanah Abang dan lanjut ke peron tiga turun di stasiun Sudirman dan setalah itu Traveler bisa memilih berbagai macam akses kendaraan umum dari busway, metro mini, taksi, DLL. Kalau ojek juga bisa tapi akan melewati jalur tanah abang karena motor dilarang masuk Thamrin ^_^.

Oh iya kalau Traveler ingin sekalian lanjut jalan-jalan mengelilingi Jakarta (ya bisa dibilang sebagian Jakarta) di dekat museum ada halte pemberhentian City Tour Bus yang akan mengantar Traveler keliling dari halte tempat Traveler naik sampai turun ke halte yang sama & Free of charge. Oh iya kalau ada Traveler yang sedang ada di sekitar bunderan HI, Traveler bisa naik bus ini menuju ke Museum Nasional karena salah satu halte bus ini adalah di depan Museum Nasional. Oh iya bus ini sekarang memiliki beberapa rute seperti Sejarah Jakarta dengan rute dari Mesjid Istiqlal ke Kota Tua & kembali lagi ke Mesjid Istiqlal, Jakarta Baru dengan rute dari Mesjid Istiqlal kembali lagi ke Mesjid Istiqlal, Pencakar Langit Jakarta dengan rute dari Mesjid Istiqlal ke Bunderan Senayan lalu kembali lagi Mesjid Istiqlal, Kesenian & Kuliner dengan rute dari Mesjid Istiqlal ke Kota Tua & kembali lagi ke Mesjid Istiqlal (rute ini hanya buka pada hari sabtu), Ruang Terbuka Jakarta dengan rute dari parkiran monas (IRTI) ke kalijodo lalu kembali lagi ke monas dan Makam Mbah Priok dengan rute dari parkiran monas (IRTI) ke Makam Mbah Priok. Traveler bisa melihat Jadwal dari bus-bus tersebut di halte-halte bus wisata.

Bus City Tour Jakarta

No comments:

Post a Comment