Wednesday, July 22, 2015

Museum Hakka Indonesia


Bersebelahan dengan Museum Chengho, ada sebuah gedung besar yang berbentuk seperti topi. Gedung tersebut adalah Museum Hakka Indonesia. Museum ini adalah museum yang menampilkan perjalanan sejarah dari kaum Hakka di Indonesia yaitu salah satu kelompok Tionghoa Han terbesar di Republik Rakyat Tiongkok. Museum ini terdiri dari 3 lantai dimana di lantai 1 adalah Ruang Utama, lantai 2 "Museum Tionghoa Indonesia" dan lantai 3 "Museum Hakka Indonesia". Gedung museum ini dirancang dengan mengambil contoh bangunan Tulou. Tulou yang berarti "Bangunan Tanah" ini adalah tempat pemukiman orang-orang Hakka yang istimewa di pegunungan fujian. Tulou yang asli biasanya dibuat besar, tertutup, dan bertingkat 3 sampai 5, dibangun dengan tanah yang ditumbuk padat & tebal. Tulou yang besar biasanya dihuni sampai seratusan keluarga. Demi alasan keamanan, lantai 1 tulo tidak diberi jendela, hanya 1 pintu masuk, terbuat dari kayu setebal 10-12 cm dan dilapisi dengan plat besi. Pada tahun 2008 bangunan tulou di fujian telah dicatat UNESCO sebagai cagar budaya dunia.

Inside The Museum

Pada saat masuk museum, Traveler akan melihat berbagai macam tulisan huruf mandarin yang menyebar di seluruh tembok pintu masuk. Tulisan tersebut adalah nama-nama marga orang tionghoa yang terdiri dari 408 kata yang berhuruf tunggal & 30 kata yang berhuruf ganda, total 438 kata. Nama tersebut adalah nama marga yang kebanyakan dipakai hingga saat ini. Tidak jauh dari pintu masuk terdapat sebuah panggung yang biasa digunakan untuk acara-acara tertentu. Selain itu di ruangan awal juga terdapat penjelasan mengenai sejarah pendirian museum Hakka Indonesia.

Nama-nama marga Tionghoa
Panggung utama
Dari lantai 1 kita menuju ke lantai 2, Di lantai 2 adalah Museum Tionghoa Indonesia. Museum ini adalah Museum yang menjelaskan mengenai perjalan sejarah & perjalanan Tinghoa di Indonesia. Di Museum ini terdapat 7 Ruang pamer. Ruang pamer pertama adalah Ruangan Sejarah. Di ruangan ini Dijelaskan mengenai sejarah kedatangan orang Tionghoa di kepulauan nusantara. Di ruangan ini pula terdapat berbagai macam koleksi keramik-keramik dan berbagai macam rempah-rempah yang digunakan para orang tionghoa untuk berdagang.

Museum Tionghoa Indonesia
Keramik-keramik Tionghoa
Contoh rempah-rempah
Ruangan kedua adalah Ruangan Aktivitas orang Tionghoa di era kolonial. Di ruangan ini disajikan berbagai macam foto-foto kegiatan orang tionghoa pada zaman penjajahan mulai dari pedagang keliling, tabib, tukang daging dan lain sebagainya. Selain foto, di ruangan ini juga terdapat berbagai macam peralatan yang digunakan oleh orang-orang tionghoa dalam bekerja seperti perlengkapan kantor, alat-alat rumah tangga, timbangan dan lain-lain.

Ruangan aktivitas
Perlengkapan kantor
Alat-alat rumah tangga 











Berbagai macam timbangan
Berbagai macam batu giling











Ruangan berikutnya adalah Ruangan Merah Putih. Di ruangan ini berisi foto tokoh-tokoh tionghoa yang berjasa terhadap nusa dan bangsa beserta gelar & penghargaan yang pernah mereka dapatkan. Selain foto, ada juga koleksi berbagai macam uang kuno dan juga alat-alat tulis kuno.

Ruangan Merah Putih 
Berbagai macam uang kuno
Alat-alat tulis
Ruangan berikutnya adalah Ruangan yang menerangkan tentang orang-orang tionghoa yang bermukim di Aceh, Kalimantan Barat, Tangerang, Bangka belitung dan lain-lain. Selain beberapa foto juga ada berbagai macam-macam alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk bekerja dan juga beberapa macam kerajinan tangan khas dari daerah masing-masing.

Ruangan keempat
Perlengkapan tjhio thauw
Aneka anyaman bambu










Alat-alat pertambangan & contoh timah bangka
Perangkat minum teh
Kerajinan tangan timah bangka











Di ruangan berikutnya adalah ruangan yang menceritakan riwayat Tjong Yong Hian dan Tjong Yao Hian bersaudara. Kedua orang tersebut adalah pengusaha keturunan Tionghoa yang memiliki jasa dalam membangun kota Medan Sumatra Utara. Selain itu juga terdapat sejarah dari Putri Kang Cin Wei bali yaitu putri dari cina yang diperistri oleh Raja Jaya Pangus, seorang Raja dari kepulauan Bali. Selain beberapa foto adat budaya orang tionghoa di Indonesia, di ruangan ini juga terdapat buku-buku tentang Tjong Yong Hian, komik & buku-buku terbitan Tionghoa Melayu dan beberapa alat-alat rumah tangga.

Alat-alat rumah tangga
Buku terbitan tionghoa melayu
Buku-buku tentang Tjong Yong Hian
Ruangan berikutnya adalah ruangan yang menampilkan berbagai macam kesenian dari budaya Tionghoa diantaranya Opera Tionghoa, Wayang Potehi, Wayang Kulit dengan pencampuran budaya Tionghoa, Gambang Kromong dan lain-lain.

Wayang kulit tionghoa
Kursi set peranakan











Perangkat musik gambang kromong
Panggung potehi beserta wayangnya
Di ruangan terakhir museum ini adalah ruangan yang menceritakan peranan orang Tionghoa di dunia kesenian Indonesia seperti perfilman, batik, kuliner dan lain-lain. Adapun koleksi yang dipamerkan berupa Kebaya peranakan, batik peranakan, kuliner peranakan serta beberapa foto tokoh perfilman yang merupakan orang Tionghoa.

Kebaya peranakan tionghoa
Peralatan menggambar batik
Gramaphone, kamera dll










Pikulan penjual makanan laksa
Dari Museum Tionghoa Indonesia, saatnya Traveler mengunjungi lantai 3 Museum yaitu Museum Hakka. Hampir sama dengan museum tionghoa, museum hakka juga memiliki 7 ruang pamer yang koleksinya berbeda dengan museum tionghoa.

Museum Hakka
Ruangan pertama yang Traveler kunjungi adalah Ruangan yang menceritakan mengenai sejarah migrasi Hakka ke nusantara, foto-foto kuliner Hakka dan juga miniatur rumah orang Hakka. Selain itu juga ada penjelasan mengenai semangat orang Hakka yaitu Rajin-tekun-kuat-tabah, Pembangun-berusaha-bersatu, Hemat-jujur-menjunjung tinggi kesetiakawanan, Menghormati leluhur-mengajarkan berbakti & Rukun dengan tetangga-mencintai tanah air.

Rumah Hakka Meizhou "wei long wu"
Foto kuliner hakka
Ruangan ke dua adalah ruangan yang menceritakan mengenai siapa orang Hakka. Di ruangan ini juga dijelaskan mengenai ciri khas Kebudayaan Hakka, Wanita Hakka, Dialek Hakka, Kesusastraan Hakka, Lagu rakyat hakka, Kesenian Hakka dan juga Pendidikan Hakka. Selain penjelasan diatas juga ada beberapa foto & riwayat seniman Hakka beserta karya-karya yang mereka buat. Di ruangan ini juga ada model Ruang keluarga rumah Hakka.

Ruang keluarga rumah hakka
Foto seniman hakka
Karya tulisan seniman hakka
Beberapa lukisan seniman hakka











Di ruangan berikutnya adalah ruangan yang memperkenalkan tokoh-tokoh Hakka terkemuka serta memamerkan beberapa alat-alat & barang-barang peninggalan seperti alat-alat pertanian, keramik dapur, dokumen tua, peralatan tembaga, perabot rumah tangga, koper zaman dahulu dan beberapa koleksi dokumen-dokumen serta foto-foto tua.

Alat-alat pertanian
Dokumen tua
Dokumen & foto-foto tua









perabot rumah tangga
Keramik dapur
Peralatan tembaga/timah










Koper zaman dahulu
Ruangan berikutnya adalah ruangan yang berisi berbagai macam barang-barang peninggalan & yang berhubungan dengan orang Hakka mulai dari contoh kamar pengantin, buku-buku tentang orang hakka, lemari pakaian, tandu orang hakka serta alat-alat kesenian orang-orang hakka seperti barongsai dan alat musik. Oh iya selain barang-barang peninggalan, di ruangan ini juga ada profile serta foto dari beberapa orang-orang hakka Indonesia yang terkemuka serta beberapa donatur museum hakka.

Kamar pengantin
Buku-buku tentang orang hakka
lemari pakaian
Barongsai & tandu orang hakka
Alat-alat musik tionghoa
Setelah Traveler menjelajahi Museum Hakka Indonesia, tidak jauh dari ruang museum terdapat sebuah Museum kecil yang diberi nama Museum Yongding Hakka Indonesia. Di museum ini menceritakan tentang bangunan tulou, tokoh-tokoh ternama yongding dan kegiatan sosialnya. Di ruangan ini juga memamerkan berbagai macam peralatan toko obat tionghoa serta contoh-contoh obat jamu.

Museum hakka yongding indonesia
Alat-alat toko obat
Alat-alat toko obat









Kotak obat jamu
Obat jamu tionghoa
Obat jamu tionghoa











Jam Buka & Harga Tiket

Museum ini buka dari hari Selasa-Minggu dari jam 09.00-16.00, Hari Senin Museum ini tutup. Sama seperti Museum Peranakan Indonesia, Museum ini juga tidak mengenakan biaya masuk apapun jadi Traveler hanya cukup membayar untuk masuk ke kawasan TMII saja.

Akses menuju ke sana

Untuk Ke museum ini Traveler bisa melihat di artikel Museum Indonesia, karena Museum ini satu komplek dengan Museum Indonesia yaitu di TMII.

Jadi kalau Traveler ingin belajar mengenai budaya dan sejarah perkembangan orang Hakka & Tionghoa Indonesia lebih lengkap, yuk main ke Museum ini.