Wednesday, June 17, 2015

Museum Transportasi


Kalau denger dari namanya sudah pasti Traveler tau apa tema dari museum ini. Museum yang terletak di komplek TMII ini adalah museum yang bertemakan transportasi & peranannya di Indonesia. Sebelum menjadi museum transportasi, museum ini semula hanya merupakan museum kereta api dikawasan taman mini. Namun berdasarkan kesepakatan dengan almarhum Ibu Tien Soeharto selaku ketua yayasan harapan kita sekaligus penggagas berdirinya TMII dengan Kementrian perhubungan maka museum ini berubah fungsi menjadi museum transportasi. Museum ini memiliki dua area pamer yaitu area outdoor & area indoor.

Inside The Museum

Pada saat Traveler masuk, Traveler akan melihat 4 alat transportasi di kiri & kanan pintu masuk. Di kiri pintu masuk, Traveler bisa melihat 2 buah transportasi udara yaitu sebuah Helikopter TNI AD HR-1525 yang digunakan oleh tim SAR (Search & Rescue) untuk latihan & menolong korban bencana alam di Indonesia. Helikopter model NBO 105 CB ini di buat di Bandung pada tahun 1982. Selain helikopter juga ada juga sebuah pesawat penumpang milik maskapai Garuda Indonesia bertipe DOUGLAS DC-9-32 SERIES.

Helikopter SAR HR-1525

Pesawat Garuda Indonesia DC-9-32
Di sebelah kanan, Traveler bisa melihat 2 buah gerbong kereta api yang masing-masing memiliki sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia. Yang pertama adalah Kereta Api Luar Biasa atau disingkat KLB Presiden yaitu dua buah kereta api bertipe IL.7 & IL.8 yang digunakan Presiden & Wakil Presiden pada saat itu yaitu Ir Soekarno & Moh. Hatta pada waktu pemerintahan Indonesia hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta. kedua kereta ini dibuat di bengkel kereta Staatspoorwegen (S.S.) di Bandung pada tahun 1919. Sedangkan kereta berikutnya adalah Kereta "Merdeka Ataoe Mati" yang merupakan kereta penumpang yang berjasa pada saat perang kemerdekaan. kereta ini memiliki fungsi untuk membawa para pejuang serta korban pertempuran ke daerah pedalaman, sebagai angkutan pasar di pedalaman daerah serta sebagai sarana untuk menyelundupkan senjata dari daerah musuh ke daerah pedalaman. Kenapa disebut sebagai kereta "Merdeka Ataoe Mati" di karenakan adanya sebuah tulisan di badan kereta yang bertuliskan "Merdeka Ataoe Mati" yang merupakan salah satu slogan yang bertujuan untuk mengorbankan semangat perjuangan rakyat dalam  menghadapi teror yang dilakukan oleh militer Belanda.

Gerbong kereta kepresidenan

Gerbong Kereta "Merdeka Ataoe Mati"
Sebelum masuk ke dalam museum, di depan gedung Traveler akan melihat sebuah menara suar Z.M. WILLEM III. yaitu sebuah menara suar dari kepulauan Natuna yang dibangun tahun 1879 pada masa pemerintahan Z.M. WILLEM III. Menara suar ini merupakan sarana bantu navigasi pelayaran yang mempunyai jarak tampak yang sama atau lebih 20 mil laut, digunakan untuk menentukan posisi dan/atau haluan kapal, menunjukkan arah daratan dan penunjuk tanda batas wilayah negara. Sampai sekarang menara suar ini masih dapat berfungsi.

Menara Suar Z.M. WILLEM III
Museum ini memiliki 2 Area Pamer yaitu Ruang Pamer Indoor dan Ruang Pamer Outdoor. Ruang Pamer Indoor memiliki 3 Gedung Anjungan yang masing-masing memiliki tema & isi yang berbeda-beda Yaitu Anjungan Darat, Anjungan Pusat dan Anjungan Udara & Laut. Jadi terserah dari Traveler mau memulai dari Anjungan yang mana. Karena waktu itu saya mulai dari Anjungan Indoor sebelah kiri jadi saya akan menerangkan bagian Ruang Pamer Indoor dari kiri ke kanan.

Anjungan yang pertama Traveler lihat adalah Anjungan darat yaitu Anjungan yang berisi berbagai macam kendaraan yang digunakan darat mulai dari Mobil, Kereta Api & Sepeda Motor. Lantai 1 gedung ini menyimpan koleksi berupa mobil yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan angkutan umum yang terkenal di Indonesia seperti Taksi Blue Bird yang merupakan salah satu maskapai taksi yang terkenal di Indonesia dengan menggunakan mobil model Holden Torana LJ Series yang digunakan oleh Blue Bird dan Nissan Cedric Y31-TD25 yang digunakan oleh Silver Bird, Lalu ada Bus tingkat 'Si Jangkung Merah' yaitu bus tingkat yang digunakan sejak tahun 1968 sampai 1982 dengan jalur Blok-M-Salemba-Senen, Bus Kota Damri, Bus Wisata PPD dan salah satu angkutan yang menjadi ikon dari Jakarta & Salah satu sinetron terkenal di era 90an "Si Doel Anak Sekolahan" yaitu Oplet yang merupakan mobil sedan merek Morris Minor Inggris yang di upgrade menjadi 2 bagian.

Taksi milik group Blue Bird

Bus Tingkat "Si Jangkung Merah"

Bus Wisata PPD

Oplet
Di lantai 2, Traveler bisa melihat berbagai macam hal-hal yang berhubungan dengan perkeretaapian di Indonesia. Disini Traveler bisa melihat berbagai macam foto, diorama pembangunan rel kereta api pertama di Indonesia, berbagai macam model kereta api, miniatur beberapa stasiun, peralatan yang berhubungan dengan perkeretaapaian dan lain-lain. Tidak jauh dari situ terdapat berbagai macam model motor yang pernah digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Lantai 2 Anjungan Darat
Miniatur Trem Listrik
Lori Pancal











Peralatan sinyal 21 ganda
Sepeda motor Honda 90 cc
Sepeda motor Honda Sport 90 cc











Maket Stasiun Manggarai
Di anjungan kedua atau lebih dikenal dengan nama Anjungan Pusat, Traveler bisa melihat berbagai macam kendaraan tradisional mulai dari dokar, becak, becak motor, sepeda ontel & berbagai macam kendaraan tradisional lainnya. Selain itu traveler juga bisa melihat cikal bakal berdirinya "DAMRI" yaitu armada bis pertama di Indonesia beserta pendiri & pemilik armada tersebut dari masa ke masa. Sedangkan di lantai bawah, Traveler bisa melihat berbagai macam miniatur kendaraan yang ada di Indonesia. Selain beberapa kendaraan tradisional, di anjungan ini juga ada Monumen Sensus Penduduk dimana monumen ini terdapat sebuah penunjuk digital yang menandakan berapa jumlah penduduk yang ada di Indonesia berdasarkan survey lembaga sensus penduduk namun sayangnya monumen ini sudah tidak berfungsi lagi & hanya menjadi sebuah tugu peringatan saja.

Cikar Damri
Trem Kuda
Delman











Miniatur perahu lette & pinisi
Becak Bandung & Pekalongan
Becak Motor Medan & Aceh











Sepeda Onthel
Lantai 1 Anjungan Pusat
Anjugan berikutnya adalah Anjungan Udara. Kalau dilihat dari namanya, traveler sudah pasti tahu apa isi dari anjungan ini. Anjungan ini berisi berbagai macam hal-hal yang berhubungan dengan dunia penerbangan mulai dari model-model pesawat, peralatan yang digunakan di bandara, miniatur beberapa bandara internasional di Indonesia, perlengkapan pesawat dan lain-lain. Oh iya di ruangan ini juga ada sejarah dari maskapai penerbangan pertama yang dimiliki oleh Indonesia yaitu "Garuda Indonesia" beserta beberapa model pesawat yang dimiliki oleh maskapai ini dari awal berdiri sampai sekarang.

Anjungan Udara
Model Pesawat RI-1
Model Pesawat N-250 "Gatot Kaca" 










Model Pesawat milik Maskapai "Garuda Indonesia"
FDR (Flight Data Recorder)
Teletype










Alat Pendeteksi Logam
Anjungan terakhir yang Traveler kunjungi adalah Anjungan Laut. Di anjungan ini berbagai macam hal-hal yang berhubungan dengan Transportasi laut dijelaskan mulai dari berbagai macam model kapal laut, alat-alat penunjang transportasi kelautan, sejarah transportasi laut dan berbagai macam Tali Temali Bahari. Tali Temali Bahari sendiri adalah jenis yang biasa digunakan di dalam kapal untuk menjaga agar jangan sampai muatan yang diangkutnya rusak atau terjatuh ke laut dan memudahkan melepaskan simpul-simpul tali ini pada waktu bongkar muat dan kegiatan lainnya.

Anjungan Laut
Model Life Raft (Perahu Penyelamat)
Miniatur Kapal Nieuw Zeeland
Miniatur Kapal Niaga XII










Beberapa macam Tali bahari
Miniatur K.M. Dobonsolo
Miniatur K.M. Rinjani










Miniatur K.M. Mustika Kencana
Setelah Traveler menikmati Ruang Pamer Indoor, sekarang saatnya Traveler menikmati Ruang Pamer Outdoor. Di ruang pamer outdoor terdapat sebuah taman kecil yang bernama Taman Lalu-Lintas yaitu taman khusus anak-anak yang dapat dikelilingi menggunakan Becak Mini sekaligus mengajarkan anak-anak tentang tata-tertib berlalu-lintas. Tidak jauh dari Taman Lalu-Lintas adalah sebuah Dipo Lokomotif yaitu tempat untuk menyimpan, menyiapakan, melakukan pemeriksaan, memelihara & perbaikan ringan agar lokomotif siap untuk diberangkatkan untuk menarik rangkaian Kereta Api. Di dipo ini sendiri tersimpan berbagai macam kereta-kereta lama. Tidak jauh dari dipo lokomotif terdapat sebuah Dermaga Danau dimana di dermaga ini terdapat sebuah kapal bermerek KN.B013 buatan amerika tahun 1945.

Taman Lalu-Lintas
Dipo Lokomotif
Dermaga Danau
Jam Buka & Harga Tiket 

Museum ini Buka dari hari senin sampai dengan minggu dibuka mulai jam 09.00-16.00. 

Harga tiket: Rp. 5.000

Dulu di museum ini juga menawarkan Jasa Kereta keliling & Masuk Ke dalam Pesawat Garuda yang ada di depan pintu masuk museum. Namun seiiring perkembangan waktu, pihak museum sudah tidak membuka layanan ini lagi tapi secara keseluruhan museum ini enak untuk dikunjungi khususnya untuk Traveler yang menyukai hobi photography atau ingin membuat foto untuk pre weeding.  

Akses menuju ke sana


Untuk Ke museum ini Traveler bisa melihat di artikel Museum Indonesia, karena Museum ini satu komplek dengan Museum Indonesia yaitu di TMII.

Jadi, kalau ingin mengenal lebih jauh mengenai perkembangan trasnportasi di Indonesia maka museum ini patut dikunjungi oleh Traveler.

No comments:

Post a Comment