Tuesday, June 30, 2015

Museum Bahari


Sebagian Traveler pasti tidak asing lagi dengan istilah "Nenek Moyangku Seorang Pelaut" yups istilah itulah yang melekat di seluruh rakyat Indonesia sebagai identitas diri kita. Museum ini mencerminkan identitas diri bangsa Indonesia yaitu sebagai bangsa penjelajah lautan. Museum yang terletak di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa ini adalah Museum yang menyimpan berbagai macam koleksi mengenai dunia kelautan & kenelayanan di Indonesia dari masa ke masa.

Sejarah Singkat

Pada masa pendudukan Belanda, bangunan ini dulunya berupa gudang untuk penyimpanan, pemilihan & pengepakan hasil bumi seperti rempah-rempah yang merupakan komoditi utama VOC yang laris di pasaran Eropa yang diantaranya berupa rempah, kopi, teh, tembaga, timah & bahan-bahan tekstil. Gedung ini memiliki dua sisi yaitu Sisi Barat & Sisi Timur. Sisi Barat terdiri dari 4 bangunan yang tiga diantaranya digunakan sebagai Museum sampai saat ini. Di zaman pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan bahan logistik tentara Jepang. Ketika Indonesia Merdeka, bangunan ini menjadi gudang yang digunakan oleh PLN dan PTT hingga tahun 1975. Di tahun 1976, gedung ini dipugar selama setahun & akhirnya menjadi sebuah Museum Bahari pada tahun 1977.

Tugu Peresmian Museum
Inside The Museum

Museum ini terdiri dari dua bagian, Bagian awal & Bagian Utama Museum. Bagian awal museum adalah tempat dimana Traveler membeli tiket masuk ke museum. Di bagian ini selain tempat penjualan tiket & kantor pengelola museum, terdapat pula sebuah Menara yang dikenal dengan nama Menara Syahbandar. Menara yang dibangun sekitar tahu 1839 ini adalah menara yang berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk kota Batavia yang melewati jalur laut serta berfungsi sebagai kantor pengumpulan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa. Dari menara ini, Traveler bisa melihat pemandangan pelabuhan Sunda Kelapa & Gedung Utama Museum serta daerah sekitar museum bahari. Sebenarnya di lantai bawah menara ini terdapat sebuah terowongan rahasia yang menghubungkan menara ke Museum Fatahilah (Museum Sejarah Jakarta) bahkan sampai ke Mesjid Istiqlal, Tapi sekarang sudah ditutup demi keamanan.

Rumah berarsitektur betawi
Menara Syahbandar
Pelabuhan sunda kelapa dilihat dari Menara Syahbandar
Setelah Traveler menikmati pemandangan dari atas menara syahbandar, saatnya Traveler menjelajahi bagian utama dari museum ini yang letaknya tidak jauh dari gedung menara. Ruang pertama yang dikunjungi oleh Traveler adalah ruangan Replika-replika kapal yang ada di indonesia. Tidak hanya replika kapal saja, di ruangan ini juga ada berbagai macam peralatan yang digunakan untuk membuat perahu tradisional, model perahu dari jaman majapahit, perahu-perahu nelayan di Indonesia & juga sebuah rangka perahu yang masih dalam tahap pengerjaan.

Ruangan Replika Kapal
Model Perahu Majapahit
Perahu tradisional pangandaran











Peralatan pembuat perahu tradisional
Kerangka Perahu
Ruangan berikutnya adalah Ruangan yang didedikasikan untuk TNI Angkatan Laut. Selain terdapat beberapa model kapal laut, di ruangan ini juga ada model Kapal Dewa Ruci yaitu kapal terbesar yang dimiliki oleh TNI AL yang setiap tahunnya berlayar ke berbagai belahan dunia, model KRI Macan Tutul yang tenggelam di laut aru pada peristiwa pembebasan Irian Barat, foto para pemimpin TNI AL dari masa ke masa dan para pahlawan nasional dari TNI AL.

Ruangan TNI-AL
Model Kapal Dewa Ruci
Model KRI Macan Tutul










Model Perahu Nusantara
Dari lantai satu museum, saatnya Traveler menuju ke lantai 2 Museum ini. Di bagian awal lantai 2 adalah Legenda Laut Internasional. Di ruangan ini terdapat berbagai macam diorama dair berbagai macam tokoh legenda laut internasional seperti Putri Ma Zu, Kapal Flying Dutchman dengan Kaptennya Davy Jones, Dewa Baruna, Viking, Putri Duyung Dan Dewa Poseidon. FYI ada beberapa diorama yang memiliki Film & Film tersebut akan muncul otomatis ketika Traveler mendekati catatan penjelasan diorama tersebut. Oh iya agak sedikit hati-hati aja ya karena film yang muncul akan sedikit membuat Traveler kaget karena kemunculannya yang tiba-tiba dengan sound effect yang besar pula ^_^.

Ruangan Legenda Laut Internasional
Dewa Baruna
Davy Jones & Flying Dutchman










Pelaut Viking
Berhubungan dengan Ruangan Legenda Laut Internasional ialah Ruangan Legenda Laut Nusantara. Hampir sama dengan ruangan awal, di ruangan ini juga menampilkan berbagai macam diorama dari tokoh-tokoh & cerita-cerita legenda laut Nusantara seperti Tuan Tapa & Putri Naga, Legenda Pesut Mahakam, malin Kundang, Bima & Dewa Ruci, Legenda Ratu Pantai Selatan dan lain-lainnya.

Ruangan Legenda Laut Indonesia
Pesut Mahakam
Malin Kundang










Bima & Dewa Ruci
Sebenarnya ada dua ruangan lagi yang memiliki diorama yang menarik yaitu Ruangan Senja di Sunda kelapa, ruang diorama yang menggambarkan kegiatan yang terjadi di pelabuhan sunda kelapa pada tahun 1800-an & Ruangan Legenda Navigator Dunia yang berisi berbagai macam diorama para navigator-navigator di dunia & di Indonesia. Namun karena adanya larangan untuk menggambil gambar menggunakan kamera jenis apapun, jadi saya cuma bisa menggambil gambar dari luar ruangan ini.

Ruangan Senja Di Sunda Kelapa 
Lukisan Pahlawan Nasional Indonesia
Di lantai 3 museum, terdapat 2 buah ruangan yang berbeda dimana ruangan sebelah kanan dari Traveler masuk berisi berbagai macam alat-alat yang berhubungan dengan bidang maritim sedangkan sebelah kiri Traveler berisi berbagai macam model replika kapal laut.

Bagian kanan lantai 3
Bagian kiri lantai 3
Setelah melihat koleksi yang ada di gedung pertama. berikutnya Traveler akan menuju ke gedung ke dua. Hampir sama dengan di gedung pertama, di gedung ini juga menyimpan berbagai macam replika kapal mulai dari yang berukuran kecil sampai dengan ukuran yang besar.

Ruang Replika Kapal Nelayan
Berbagai macam kapal nelayan
Kembali lagi ke gedung utama, di ruangan berikutnya adalah Ruangan Sejarah Sunda Kelapa. Di ruangan ini, Traveler bisa mempelajari seluk beluk dari pelabuhan Sunda Kelapa juga sejarah dari pelabuhan tersebut. Di ruangan ini selain ada beberapa replika kapal, juga terdapat sebuah lirik lagu yang sering dinyanyikan oleh para nelayan Sunda Kelapa pada zaman dahulu.

Ruangan Sejarah Sunda Kelapa 
Phinisi Nusantara

Lagu Nelayan Selat Madura
Ruangan berikutnya atau ruangan terakhir adalah Ruangan Pelabuhan. Disini Traveler bisa melihat sejarah & perkembangan pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia mulai dari Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan banten dan pelabuhan-pelabuhan lainnya.

Ruangan Pelabuhan Indonesia
Maket Pelabuhan Yang ada di Indonesia
Jam Buka & Harga Tiket 

Museum ini Buka dari hari selasa sampai dengan minggu dimana untuk hari selasa sampai kamis dari jam 09.00-15.00. untuk hari senin & hari libur nasional museum ini tutup. 

Harga tiket: 

Dewasa: Rp. 5.000
Mahasiswa: Rp. 3.000 
Pelajar: Rp. 2.000 

Untuk rombongan Min. 30 orang :

Dewasa: Rp. 3.750
Mahasiswa: Rp. 2.250 
Pelajar: Rp. 1.500 

Untuk Traveler yang ingin menyewa Pemandu:

Pemandu Lokal: Rp. 35.000

Pemandu Berbahasa Asing: Rp. 75.000

Oh iya FYI, Museum ini juga memiliki perpustakaan dimana didalamnya berisi berbagai macam koleksi buku yang berhubungan dengan Museum & Dunia kemaritiman.

Perpustakaan Museum Bahari
Akses menuju ke sana

Untuk menuju ke museum ini sama seperti Traveler menuju ke kawasan Daerah kota Tua. Hanya saja dari Kota Tua, Traveler melanjutkan perjalanan ke museum ini dengan menggunakan kendaraan umum yaitu antara Mikrolet No.15 atau Mini Bus KOPAMI  No.02 dua-duanya bisa Traveler temukan di depan Museum Bank Indonesia. Perbedaan dari kedua anggkutan umum ini hanyalah tempat mereka berhenti dimana kalau Mikrolet berhenti tidak pas di depan pintu masuk museum melainkan di jembatan penghubung sedangkan Mini Bus berhenti tepat di depan pintu masuk. Kalau Traveler ingin mencoba pengalaman baru, Traveler juga bisa menyewa jasa Ojek Sepeda Onthel yang banyak disekitar Kota Tua. Tarifnya Rp. 10.000 tapi kalau menurut Traveler itu masih kemahalan, Traveler bisa menawar ke abangnya langsung.

Jadi...Ingin tahu sejauh mana sejarah kemaritiman di Indonesia, Maka Museum ini wajib dikunjungi oleh para Traveler walaupun banyak yang orang-orang yang bilang kalau Museum ini angker tapi tetep aja asik kok menurut gw pribadi apalagi kita bisa melihat berbagai macam kapal-kapal nelayan dari berbagai macam propinsi di Indonesia.

Halaman Didalam Museum

Friday, June 19, 2015

Museum Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal


Pas banget neh momentnya, Mumpung lagi bulan Ramadhan, saatnya saya ngebahas soal museum ini. Museum yang terletak di kawasan TMII ini terdiri dari dua museum yaitu Museum Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal. Museum ini mengkhususkan diri pada penyajian khazanah penulisan Al-Qur'an dan kebudayaan Indonesia bernafaskan Islam yang tersebar di seluruh Indonesia. Museum ini juga sebagai tempat konservasi dan penelitian mushaf Al-Qur'an, seni, budaya & heritage keagamaan.

Inside The Museum

Museum ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian Bayt Al-Qur'an & bagian Istiqlal. Bagian yang pertama Traveler kunjungi adalah bagian Bayt Al-Qur'an. Di bagian ini menyimpan berbagai materi inti yang merupakan hasil pemahaman, pengkajian dan apresiasi umat Islam Indonesia terhadap kitab sucinya, antara lain meliputi: Mushaf Istiqlal, Mushaf Sundawi, Mushaf Wonosobo Mushaf terbesar di dunia, Al-Qur'an Pusaka RI, Mushaf Al-Banjari, Al-Qur'an kuno nusantara dan Al-Qur'an Huruf Braille. Lalu ada juga Al-Qur'an yang terbuat dari daun lontar, Peti Mushaf Istiqlal & Patung Kaligrafi.

Lantai 1 Museum
Al-Qur'an Mushaf Wonosobo
Patung "Alif Lam Mim"
Patung "Penghuni Surga"
Peti Mushaf Istiqlal
Mushaf Al-Qur'an al-banjari
Replika Al-Qur'an Mushaf Jakarta
Manuskrip Naskah Qur'ani
Lantai 2 Museum
Al-Qur'an Daun Lontar
Diantara persimpangan antara Museum Bayt Al-Qur'an dengan Museum Istiqlal, Traveler bisa melihat sebuah Replika Bedug Agung Kyai Bagelan yaitu bedug yang berada di Mesjid Agung Purworejo dan juga ada sebuah Air Mancur berlafaz "ALLAH" dalam tulisan arab.

Replika Bedug Agung Kyai Bagelan
Air Mancur Lafadz "ALLAH"
Setelah Traveler melihat berbagai koleksi dari Museum Bayt Al-Qur'an, Museum berikutnya yang Traveler kunjungi adalah Museum Istiqlal. Museum Istiqlal menyajikan koleksi karya seni budaya bangsa Indonesia yang bernafaskan Islam, seperti manuskrip keagaaman yaitu naskah kuno yang berisi kajian islam berupa bukti perjalanan & perkembangan intelektual Islam di Indonesia, Berbagai macam Arsitektur Islami yang tersebar di seluruh Indonesia, Benda-benda arkeologis Islam di Indonesia, Benda-benda tradisi yang memiliki nilai-nilai ke Islaman dan Beberapa Seni rupa Islami kontemporer di Indonesia.

Didalam Museum Istiqlal
Replika Nisan Makam Islam
Kaligrafi Tembaga
Replika Masjid Agung Demak


Replika Masjid Sunan Kudus
Replika Masjid Istiqlal
Berbagai macam Kubah Masjid
Area Benda Arkeologis
Area Benda Tradisi
Area Seni Kontemporer
Jam Buka & Harga Tiket

Museum ini buka dari hari Senin-Minggu dari jam 09.00-16.00 dan sama seperti Museum Penerangan, Museum ini tidak mengenakan biaya apapun alias gratis jadi Traveler hanya cukup membayar untuk masuk ke kawasan TMII saja.

FYI, Museum ini sebenarnya memiliki kebijakan untuk tidak memperbolehkan para Traveler untuk mengambil foto dikarenakan alasan tertentu. Tapi apabila Traveler ingin mengambil foto untuk kepentingan tertentu seperti untuk pembelajaran, skripsi atau seperti gw untuk kepentingan blog dan hal-hal yang berhubungan dengan akademisi, maka pihak museum memperbolehkan hal tersebut dengan catatan Traveler harus minta izin terlebih dahulu.

Akses menuju ke sana


Untuk Ke museum ini Traveler bisa melihat di artikel Museum Indonesia, karena Museum ini satu komplek dengan Museum Indonesia yaitu di TMII.

Jadi, mau belajar & tau perkembangan Islam di Indonesia, Museum ini wajib untuk dikunjungi.