Wednesday, January 29, 2020

Museum Asmat


Dari namanya mungkin beberapa Traveler agak asing dengan museum ini. Museum yang terletak di kawasan Taman Mini (lebih tepatnya di dalam kawasan Taman Legenda Keong Mas) ini adalah Museum yang berisikan segala sesuatu yang berhubungan dengan Suku Asmat yaitu suku yang berada di propinsi Irian Barat yang terkenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Gedungnya sendiri sudah menyerupai rumah Tradisional suku Asmat yang bernama Rumah Kariwari. 

Inside The Museum

Lobby Museum
Masuk ke lobby Museum, Traveler akan melihat mural (lukisan dinding) mengenai sejarah dari suku Asmat, peta penyebaran suku Asmat, diorama kegiatan suku Asmat dan beberapa ukiran Khas suku Asmat serta pakaian suku asmat yang seluruhnya terbuat dari bahan alami.

Diorama Kegiatan Suku Asmat

Pakaian Khas Suku Asmat
Dari Lobby, Ruangan pertama yang Traveler kunjungi adalah Ruangan Manusia Asmat & Kebudayaanya. Sesuai dengan namanya, disini Traveler bisa melihat berbagai macam-macam alat-alat atau kerajinan tangan dari suku Asmat yang dibuat untuk kegiatan sehari-hari mulai dari Kapak batu, Noken (Tas khas orang Asmat), Alat penokok sagu, perlengkapan berburu & lain-lainnya. Disini juga ada Diorama perapian khas Asmat. Selain alat kebutuhan sehari-hari, diruangan ini juga terdapat ukiran patung leluhur (Mbis) yang digunakan dalam acara Mbismbu yaitu upacara-upacara penting dalam suku Asmat seperti peringatan keluarga yang mati karena telah meninggal terbunuh dan kematiannya harus segala dibalaskan dendamnya atau arwah yang meninggal tidak akan tenang & menghantui keluarga yang ditinggalkan. Namun sekarang kebiasaan tersebut sudah tidak dilakukan lagi.  

Macam-Macam Kapak Batu
 
Noken
Alat Penokok Sagu











Perapian Asmat

Patung Mbis

Perlengkapan Menangkap Ikan
Perahu Asmat











Diruangan berikutnya adalah Ruangan Manusia Asmat & Hasil Kreativitasnya. Disini, Traveler bisa melihat berbagai macam kerajinan tangan khas suku Asmat mulai dari Wow Ipits (ukiran kayu yang berbentuk manusia) wow ipits sendiri merupakan gelar kehormatan yang diberikan kepada pemahat profesional. Lalu ada juga Kavenak yaitu patung yang dibuat untuk mengingat anggota keluarga yang telah meninggal dunia. selain patung juga terdapat ukiran-ukiran perisai dan juga ukiran Krawangan yaitu ukiran hiasan dinding yang dibuat dengan teknik ukiran tembus. Oh iya diruangan ini juga Traveler bisa melihat berbagai macam Simbol suku Asmat & juga bisa berfoto dengan pakaian tradisional khas suku Asmat.

Patung Wow Ipits
Patung Kavenak
Perisai Kontemporer
Ukiran Krawangan


 








Simbol Asmat

Jam Buka & Harga Tiket

Museum ini buka dari hari Senin sampai dengan Minggu dari jam 08.30-16.00.

Harga Tiket: Rp. 10.000 (belum termasuk tiket masuk Taman Legenda Keong Mas)


Akses menuju ke sana

Untuk Ke Museum ini Traveler bisa melihat di artikel Museum Indonesia dan beberapa museum yang ada di area Taman Mini, karena museum ini masih satu komplek dengan TMII.

So...mau mempelajari tentang kebudayaan Asmat..?? maka museum ini wajib Traveler kunjungi.

Monday, May 6, 2019

Rumah Inggit Garnasih



Mungkin sebagian dari Traveler tidak mengenal sosok Ibu Inggit Garnasih. Beliau adalah istri kedua dari Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Bapak Soekarno dan beliau pula yang menemani Soekarno dimasa sulitnya mulai dari mendanai beliau kuliah sampai aktivitas politiknya. Walaupun sudah bercerai dengan beliau namun kecintaan ibu Inggit kepada bapak Soekarno tidak pernah hilang. Ini dibuktikan ketika bapak meninggal beliau menyempatkan diri untuk melayat. Di rumah inilah beliau menghabiskan masa hidupnya hingga wafat pada tanggal 13 April 1984. 

Inside The Museum


Hampir sama seperti Rumah Wafat W.R. Soepratman, museum ini berbentuk layaknya rumah biasa dengan ruangan-ruangannya. Mulai dari Ruang baca yang dahulu digunakan oleh Soekarno pada saat beliau masih berkuliah di THS (sekarang ITB). Di ruangan ini dulunya juga terdapat meja belajar yang dahulu digunakan oleh Soekarno untuk belajar & menulis surat kepada teman-teman seperjuangannya. Lalu ada ruang pembuatan bedak & jamu. Di ruangan inilah biasanya ibu membuat & meracik jamu & bedak yang nantinya akan dia jual kepada masyarakat sekitar. Di ruangan ini juga terdapat replika batu pipisan yang digunakan untuk membuat jamu & bedak. Dari ruang pembuatan bedak & jamu, ruangan terakhir yang Traveler kunjungi adalah ruang kamar tidur. Di ruangan ini lah ibu inggit beristirahat. Di masing-masing ruangan terdapat foto-foto & sejarah perjalanan hidup dari Ibu Inggit Garnasih mulai dari lahir sampai akhir hayatnya.

Ruang Depan

Ruang Baca

Ruang Tengah

Ruang Pembuatan Bedak & Jamu

Batu Pipihan

Ruang Tidur

Perjalanan Hidup Ibu Inggit Garnasih

Jam Buka & Harga Tiket


Museum ini buka dari jam 08.00 - 17.00 & sama seperti museum lainnya di Bandung setiap hari senin & hari libur nasional tutup. Masuk Museum ini tidak mengenakan biaya alias gratis.

Jadi ingin tahu sosok dari ibu Inggit Garnasih maka museum ini wajib dikunjungi.

Tuesday, March 26, 2019

Museum Geologi Bandung



Kali ini saya akan membahas beberapa museum & tempat bersejarah yang ada di Kota Bandung. Kalau dari namanya pasti Traveler sudah tidak asing dengan museum ini. Museum yang terletak di Jalan Diponegoro No. 57 Kota Bandung ini adalah museum yang berhubungan dengan bumi mulai dari komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah & proses pembentukannya.

Sejarah Singkat

Sebelum menjadi museum, gedung ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Gedung museum sendiri dibangun pada zaman belanda yaitu pada tahun 1929 yang bertepatan pada pembukaan kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-IV yang diselenggarakan di Institute Teknologi Bandung (ITB). Gedung tersebut berfungsi sebagai perkantoran yang dilengkapi dengan laboratorium geologi & juga museum yang digunakan sebagai tempat menyimpan & memperagakan hasil geologi.

Di zaman pendudukan Jepang, tidak ada perubahan yang signifikan dari fungsi gedung ini hanya saja ditambahkan fungsi yaitu sebagai bagian dari laboratorium Paleontologi & kimia.

Setelah Indonesia Merdeka pada tahun 1945, Pengelolaan gedung dibawah Pusat Djawatan Tambang & Geologi. Institusi ini berganti nama menjadi Djawatan Pertambangan Republik Indonesia lalu berganti nama lagi menjadi Djawatan Geologi, Pusat Djawatan Geologi, Direktorat Geologi dan terakhir menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Pada tahun 2003 Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi, dibawah pusat survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. Pada tahun 2013 berdasarkan permen ESDM no. 12 Tahun 2013, Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral.    

Inside The Museum

Masuk ke dalam museum, Traveler akan melihat sebuah kerangka asli Gajah Blora. Gajah Blora sendiri adalah kerangka Fosil Gajah Purba yang ditemukan oleh para ahli dari Museum Geologi dalam suatu survei di daerah tepian Bengawan Solo. Fosil gajah tersebut berkelamin jantan & memiliki tinggi sekitar 4 meter, panjang 5 meter dan berat sekitar 6-8 ton. Selain fosil gajah, Traveler juga bisa melihat foto-foto & sejarah dari gedung Museum Geologi mulai dari zaman kolonial Belanda, pendudukan Jepang sampai masa Kemerdekaan Indonesia.

Lobby Museum

Rute untuk menjelajahi museum ini adalah dari kiri lobby. Ruangan yang pertama kali Traveler kunjungi adalah Ruangan Geologi Indonesia. Sesuai dengan namanya, di ruangan ini berisi berbagai macam kekayaan Geologi yang ada di Indonesia mulai dari berbagai macam jenis-jenis batuan, fosil, mineral, kristal dan lain-lain.

Ruang Geologi Indonesia

Koleksi fosil yang membatu
Batu Gamping










Batu Jahe
Koleksi batuan Gunung Api










Macam-macam Mineral

Dari lantai 1, rute kunjungan berikutnya adalah lantai 2. D tangga menuju ke lantai 2, Traveler bisa melihat ada sebuah pelakat yang ditujukan untuk Pahlawan Nasional sekaligus pakar geologi & pertambangan yaitu Arie Frederick Lasut yang gugur di desa Pakem, Yogyakarta dalam usahanya mempertahankan kemerdekaan serta menyelamatkan dokumen-dokumen geologi & pertambangan negara Indonesia dari incaran penjajah Belanda.

Plakat Arie Frederick Lasut

Di lantai dua terdapat 2 ruangan yang Traveler kunjungi. Ruangan pertama adalah Ruang Manfaat dan Bencana Geologi. Sesuai dengan namanya, disini Traveler akan mempelajari perkembangan pemanfaatan hasil geologi dari zaman ke zaman serta berbagai macam bencana geologi yang pernah terjadi di Indonesia mulai dari gunung meletus, gempa bumi, Tsunami dan lain-lainnya. Oh iya di ruangan ini juga terdapat alat simulasi gempa yang hampir sama dengan yang dimiliki oleh Pusat Peragaan IPTEK di TMII.

Ruang Manfaat & Bencana Geologi

Koleksi Zaman Prasejarah
Koleksi Era Modern











Simulasi Gempa Bumi

Koleksi barang yang terkena awan panas gunung merapi

Dari Ruang Manfaat dan Bencana Geologi, ruangan berikutnya adalah Ruang Sumber Daya Geologi. Disini Traveler dapat mempelajari berbagai macam sumber daya geologi mulai dari pemanfaatannya sampai dengan pengolahannya seperti batuan mineral, minyak bumi, gas bumi, batu bara & pemanfaatan air sebagai sumber energi.

Ruang Sumber Daya Geologi

Bermacam Mineral Logam

Ruang Minyak & Gas Bumi

Ruangan Terakhir yang Traveler kunjungi di Lantai 1 adalah Ruang Sejarah Kehidupan. Di ruangan ini, Traveler bisa melihat berbagai macam koleksi kerangka & fosil dari hewan-hewan prasejarah mulai dari kerangka Dinosaurus, gajah, kerbau, makhluk laut & manusia purba yang pernah hidup di Indonesia.

Ruang Sejarah Kehidupan


Kerangka Tyranosaurus

Kerangaka Hewan Mamalia











Ruang Manusia Prasejarah

Tengkorak Manusia Purba

Jam Buka & Harga Tiket 

Museum ini Buka dari hari Senin sampai dengan minggu dimana pada hari Senin sampai dengan Kamis dibuka mulai jam 08.00-16.00, hari Sabtu & Minggu dibuka mulai jam 08.00-14.00. Dan untuk hari Jumat & Hari Libur Nasional museum ini tutup. 

Harga tiket: 

Dewasa: Rp. 3.000
Anak-anak: Rp.2.000

Museum Geologi adalah tempat yang wajib dikunjungi apabila Traveler sedang berkunjung ke Daerah Bandung atau yang ingin berwisata Edukasi & ingin mempelajari tentang ilmu Geologi.

Friday, March 8, 2019

Museum Kapal Selam KRI Pasopati



Kalo kata orang Surabaya belum lengkap rasanya kalau ke Surabaya belum mengunjungi Tunjungan Plaza, Tanjung Perak & Museum ini. Museum yang terletak di Jl. Pemuda No. 39, Genteng, Kota Surabaya & lebih dikenal dengan nama Monumen Kapal Selam ini adalah museum yang berbentuk seperti Kapal Selam (dengan skala yang sama persis dengan bentuk kapal selam & bukan replika) yang dahulunya pernah digunakan dalam berbagai operasi militer di Indonesia.

Sejarah singkat

Sebelum menjadi monumen, dahulunya kapal selam ini bernama KRI Pasopati 410, yang merupakan salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet pada tahun 1952. Dalam perkembangannya, Kapal selam ini pernah digunakan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari penjajahan Belanda. Kapal selam ini kemudian dibawa ke darat untuk dijadikan monumen untuk memperingati keberanian para pahlawan Indonesia yang berjuang dalam Operasi Pembebasan Irian Barat.    

Data KRI Pasopati

Inside The Museum


Ruangan pertama yang Traveler kunjungi adalah Ruang Terpedo. Sesuai dengan namanya, ruangan ini berfungsi sebagai tempat keluar masuk (bongkar muat) terpedo. Didalam ruangan ini terdapat 4 buah tabung peluncur terpedo yang selain sebagai peluncur terpedo juga berfungsi sebagai peluncur pasukan perenang tempur (perenang katak). Selain peluncur terpedo juga terdapat 6 kursi terpedo cadangan & 8 tempat tidur ABK (Anak Buah Kapal). Pada saat kondisi pertempuran, pintu antar ruangan harus tertutup rapat & kedap suara dan angin.


Ruangan Pertama
   
Terpedo Haluan

Tempat Tidur ABK

Ruangan berikutnya adalah Ruangan komandan. ruangan ini adalah tempat komandan KRI Pasopati beristirahat. Selain ruang komando, terdapat ruang makan, ruang kerja & dibawah adalah ruangan untuk baterai 1.

Ruang Komandan


Foto para Komandan KRI Pasopati
Ruangan ketiga adalah ruang pengendalian & pusat informasi tempur. Di ruangan ini terdapat kemudi vertikal dan kemudi horizontal depan & belakang.  Kemudi vertikal adalah kemudi untuk mengendalikan arah haluan kapal (kanan/kiri) sedangkan kemudi horizontal depan & belakang untuk mengendalikan kapal menyelam atau naik keatas. Diruangan ini juga terdapat periscope navigasi, antene komunikasi, periscope serang, antene radar, ruang peta, ruang peta, ruang sonar dan tabung snorkel.

Ruang komunikasi

Indikator Tangki Pemberat

Ruang radar

Ruangan berikutnya adalah Ruangan ABK. di ruangan inilah tempat para ABK beristirahat, makan & juga menyimpan bahan makanan.

Ruangan ABK
Ruangan berikutnya adalah ruangan listrik dimana di ruangan ini terdapat 2 buah motor listrik yang digunakan untuk menggerakkan baling-baling kapal selam atau pengisian baterai kapal. 

Motor Listrik


Motor Listik II


Motor Ekonomi
Ruangan terakhir sebelum Traveler keluar dari museum ini adalah Ruangan pintu keluar. Selain sebagai pintu keluar, ruangan ini juga berfungsi sebagai pintu darurat apabila kapal selam tenggelam juga sebagai tempat penyimpanan terpedo.

Ruangan Terakhir

Jam Buka & Harga Tiket 

Museum ini Buka dari hari Senin sampai dengan minggu dimana untuk hari selasa sampai kamis dari jam 08.00-16.00.

Harga tiket: Rp. 15.000

Museum ini juga menawarkan wahana pemutaran film tentang pertempuran Laut Aru. Untuk lebih lengkapnya bisa menanyakan langsung ke pihak pengurus Museum.

Motto Satuan Kapal Selam