Thursday, August 27, 2015

Museum Taman Prasasti


Kalau mendengar nama museum ini pasti para Traveler sudah tau museum apa ini apa lagi buat Traveler yang hobby fotografi. Museum yang terletak di Jalan Tanah Abang No 1 ini adalah museum yang berisi berbagai macam prasasti-prasasti atau nisan-nisan makam dari orang-orang yang dahulu pernah hidup di Jakarta atau Indonesia (khususnya para orang asing & pejabat VOC).

Sejarah Singkat

Sebelum menjadi sebuah museum, dulunya tempat ini adalah sebuah pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober yang dibangun pada tahun 1795 untuk menggantikan kuburan lain di samping Gereja Nieuw Hollandsche Kerk yang sekarang menjadi Museum Wayang. Tadinya makam ini hanya diperuntukan bagi para gubernur Jendral & Pejabat Belanda, Namun kemudian area makam ini dibuka untuk publik, khususnya bagi para penganut Agama Kristen. Makam ini menyimpan koleksi nisan dari tahun sebelumnya karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman Nieuw Hollandsche Kerk pada awal abad 19. Nisan yang dipindahkan ditandai dengan kode tulisan HK yang merupakan kepanjangan dari Hollandsche Kerk. Fungsinya sebagai tempat pemakaman umum akhirnya berubah menjadi sebuah Museum pada tahun 1977 oleh Gubernur Ali Sadikin dengan total koleksi Prasasti, Nisan dan Makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer & perunggu. Seiring perkembangan zaman & pembangunan kota Jakarta, luas museum ini sekarang menyusut & banyak juga prasasti atau nisan makam yang tulisannya sudah kabur atau tidak bisa dibaca.

Halaman depan museum
Salah satu bagian dari Museum
Salah satu bagian dari Museum
Inside The Museum

Masuk museum ini, Traveler akan merasakan suasana taman makam yang ada di eropa. Ini bisa dilihat dari banyaknya nisan-nisan besar yang mirip dengan kuburan-kuburan di negara Eropa. Di halaman depan, Traveler bisa menumukan sebuah lonceng tua yang dulunya memiliki fungsi sebagai penanda. Dentang pertama menandakan adanya kematian dan dentang yang berkelanjutan menandakan kedatangan jenazah yang akan terus dibunyikan sampai jenazah tiba di pintu gerbang pemakaman.

Lonceng pemakaman
Berbagai macam model nisan bisa ditemukan oleh Traveler di museum ini seperti nisan yang hanya berbentuk seperti sebuah tablet besar, nisan yang berbentuk seperti tugu peringatan atau nisan yang terdapat patung malaikat. Adapun yang dimakamkan di museum ini selain beberapa pejabat belanda atau keluarganya yang pernah tinggal di Indonesia juga ada makam dari arsitek, pedagang, engineer, pendeta dan lain-lainnya. Koleksi-koleksi nisan yang unik antara lain seperti nisan yang ditempel di tembok, mausoleum atau monumen makam dari keluarga A.J.W VAN DELDEN, Tugu peringatan tentara Jepang yang tewas pada saat melawan tentara sekutu di sungai cijantung desa lieuwiliang Bogor Jawa barat, Nisan Dr. H.F ROLL pendiri dari STOVIA atau sekolah kedokteran pada zaman belanda, Nisan J.H.R KOHLER tokoh militer belanda pada Perang Aceh, Nisan Olivia Marianne Raffless istri dari Thomas Stamford Raffles mantan gubernur Hindia Belanda & Singapura, Nisan dari H. VAN DER GRINTEN pastor dari batavia, Nisan MARIUS HULSWIT seorang arsitek asal Belanda yang pernah membangun kota Jakarta & Surabaya dan perancang dari Gereja Katedral di Jakarta, Nisan dari MGR WALTERUS JACOBUS STAAL uskup agung Batavia, Nisan dari SOE HOK GIE aktivis pergerakan mahasiswa yang terkenal pada tahun 1960-an dan lain-lainnya.

Mausoleum keluarga A.J.W. Van Delden
Nisan  Adami Caroli Claessens
Nisan Poppie Arnold Bik














Tugu Peringatan Tentara Jepang
Nisan  Dr. H.F. Roll
Nisan  J.H.R. Koehler














Nisan H. Van Der Grinten
Nisan Dirk Anthonius Varkevisser
Nisan  Walterus Jacobus Staal










Nisan Olivia Marianne Raffles
Nisan dari Soe Hok Gie
Selain beberapa koleksi nisan makam, di museum ini juga terdapat sebuah kereta jenazah yang dahulu digunakan untuk mengangkut peti jenazah & juga 2 peti jenazah yang pernah digunakan pada pemakaman 2 Presiden & Wakil Presiden pertama Indonesia Yaitu IrSoekarno & Moh. Hatta.


Kereta Jenazah
Peti Jenazah Soekarno - Hatta
Jam Buka dan Harga Tiket

Museum ini buka dari jam 09.00 - 15.00 & sama seperti museum lainnya di Jakarta setiap hari senin & hari libur nasional tutup. 

Harga tiket: 

Dewasa: Rp. 5.000
Mahasiswa: Rp. 3.000 
Pelajar & Anak-Anak: Rp. 2.000 

Untuk rombongan Min. 30 orang :
Dewasa: Rp. 3.750
Mahasiswa: Rp. 2.250 
Anak-Anak: Rp. 1.500 

Akses menuju ke sana


Akses untuk menuju museum ini kurang lebih hampir sama dengan akses Traveler menuju Museum Nasional (Museum Gajah). Perbedaannya hanyalah setelah Traveler sampai di museum gajah, Traveler langsung jalan menuju Jalan Sarana Jaya yang berada tepat di sebelah kanan museum. Setelah bertemu prempatan Jalan Abdul Muis, Traveler belok kanan menyusuri Jalan Abdul Muis sampai ke belokan ke arah kiri ikuti jalan ke kiri maka tidak jauh dari situ Traveler akan melihat pintu masuk Museum yang bersebelahan dengan Kantor Walikota Jakarta Pusat.

Memang kalau dilihat Taman Prasasti tidak seperti sebuah Museum melainkan hanya Taman Prasasti aja. Tapi kalau Traveler tertarik untuk main atau berkunjung boleh juga kok apalagi kalau Traveler hobbynya foto-foto & saya menyarankan untuk mengunjungi agak sorean dikit soalnya kalo siang panas gile (tapi tergantung cuaca juga sih ^_^). Oh iya walaupun jenazah yang ada di taman ini sudah dipindahkan (kecuali jenazah dari makam kapitan jas) aura mistis dari taman ini terkadang masih terasa dikit hehehehehehe.

Sunday, August 23, 2015

Jakarta Museum Tour Guide

Mau ngerasain pengalaman yang berbeda pergi ke museum...??? or pengen pergi ke museum cuma males sendiri atau bingung mau kesananya karena ngak tau alamatnya

Yuk coba aja ikut Jakarta Museum Tour dimana tour ini akan mengajak Traveler untuk mengunjungi beberapa museum di Jakarta yang ingin Traveler kunjungi dengan cara yang berbeda (on street & public transport not with a personal or rental car) berikut rincian beberapa paketnya:

-Paket TMII, terdiri dari tiga paket:

1. Low Package: Rp. 60.000/orang

2. Middle Package: RP. 75.000/orang

3. High Package: Rp. 80.000/orang

Persamaan dari semua paket adalah Traveler mengunjungi 3 Museum cuma berbeda-beda tergantung dari paket yang mau Traveler ambil

Untuk Paket old town (kota tua): Rp. 60.000/orang

Karena di kota tua ada banyak museum, maka traveler hanya bisa memilih max 3 Museum saja (Khusus untuk musuem bahari dikenakan biaya tambahan Rp. 8.000/orang)

-Paket Jakarta Pusat 1: Rp. 60.000/orang

Paket Jakarta Pusat 1 terdiri dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Nasional, Museum Taman Prasasti & Monas

-Paket Jakarta Pusat 2: Rp. 60.000/orang

Paket Jakarta Pusat 2 terdiri dari Museum Kebangkitan Nasional, Museum M.H Thamrin, Gedung Sumpah Pemuda & Gedung Joang 45 (Maks. 3 yang Traveler kunjungi)

-Paket Jakarta Selatan: Rp. 60.000

Paket Jakarta Selatan terdiri dari Museum Polri & Satria Mandala

Harga diatas belum termasuk makan yah Traveler hanya tiket masuk, tiket kereta, kendaraan umum, busway DLL tergantung dimana museum yang mau Traveler kunjungi (harga & kunjungan museum bisa berubah tergantung situasi & kondisi)

Tour dibuka dari hari Selasa - Sabtu & juga hari libur nasional dan jadwal juga bisa berubah karena ada sebab tertentu (Tidak semua museum buka pada hari libur nasional jadi kalau bisa Traveler cek terlebih dahulu museum mana yang buka pada hari libur nasional)

So...tertarik ngak..?? Kalau Traveler tertarik & pengen nyoba bisa menghubungi:

Rifky: 087883418318 (Phone/WA)
           D3B6F17B (BBM)
         
Or bisa kirim email ke: letsgo2museum@gmail.com 

Meeting Point: Stasiun Sudirman

Pembayaran bisa cash & carry or Transfer

Catatan: Untuk pembatalan tolong dikonfirmasi paling lambat sehari sebelum hari Kunjungan

This is me...^_^

Tuesday, August 18, 2015

Museum Listrik & Energi Baru


Tidak bisa dipungkiri kalau listrik merupakan bagian terpenting dari manusia di zaman modern. Namun bagaimana cara listrik itu dibuat, sumber apa saja yang bisa kita gunakan untuk mendapatkan energi listrik, dalam hal apa saja listrik digunakan dalan kehidupan & bagaimana pencarian manusia dalam mencari sumber energi baru pengganti listrik di masa depan nanti...??? maka di museum inilah jawabannya. Museum yang terletak di dalam kawasan Taman Mini ini adalah museum yang menerangkan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan dunia kelistrikkan.

Mobil listrik buatan PLN
Inside The Museum

Sama seperti Museum Transportasi, Museum ini terdiri dari dua area peragaan yaitu Area Outdoor & Area Indoor. Area yang pertama Traveler lihat adalah Area Outdor. Di area ini, Traveler bisa melihat berbagai macam pembangkit listrik. Yang pertama Traveler lihat adalah Kincir air yang memanfaatkan tenaga yang dihasilkan untuk diubah menjadi energi. Bersebelahan dengan kincir air, terdapat sebuah PLTD (Pusat Listrik tenaga Diesel), Transformator 3 phase & Governor di PLTA. Selain koleksi diatas, masih banyak pula koleksi yang ditampilkan di area outdor ini seperti penerangan jalan energi listrik dari matahari, kompor tenaga surya, panel surya, pembangkit listrik tenaga angin (PLTA), mobil listrik buatan Institut Teknologi Surabaya, mikrohidro, genset yang pernah digunakan di Istana Negara & Rumah Energi baru. Selain beberapa alat peraga, di area outdoor juga terdapat sebuah taman bermain yang dikhususkan untuk anak-anak.

Kincir Air
Panel Surya
PLTA














Kompor Tenaga Surya
Rumah Energi Baru










Genset milik istana
Mobil tenaga surya buatan ITS
Setelah menikmati berbagai macam alat peraga yang ada di area outdoor, sekarang saat nya Traveler untuk menikmati Area Indoor museum ini. Area indoor museum ini dibagi menjadi dua anjungan yang terdiri dari 2 lantai. Anjungan pertama yang Traveler kunjungi adalah Anjungan Listrik. Di lantai pertama anjungan ini berisi mengenai penjelasan apa itu listrik, sejarah penemuan listrik, berbagai bentuk energi primer dan berbagai contoh percobaan yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan dalam proses penemuan listrik. Di lantai ini terdapat bola dunia yang bisa berputar berikut dengan penjelasannya, alat pengukur energi potesial, generator van de graff, elektromagnet, bagaimana prinsip transformator, motor listrik, generator gelombang sinus, berbagai alat percobaan kelistrikan & berbagai macam alat-alat peraga lainnya. Oh iya di tengah gedung ini juga terdapat sebuah tabung raksasa bewarna biru, tabung ini adalah contoh dari Reaktor Nuklir PWR (Pressurized Water Reactor).

Lantai 1 anjungan listrik
Mesin energi potensial
Generator van de graff










Motor listrik
Mesin hukum faraday
Mesin elektromagnet












Reaktor nuklir PWR
Di lantai 2 anjungan ini terdapat 2 area. Area pertama yang Traveler kunjungi adalah area Komponen transmisi dan distribusi listrik. Di area ini, Traveler bisa mempelajari bagaimana proses produksi listrik & penyaluran untuk kehidupan masyarakat. Selain itu, Traveler bisa mengetahui mengenai bahaya-bahaya listrik, tata cara pemasangan instalasi listrik yang benar & perlunya listrik dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari bidang transportasi, rumah tangga dan industri.

Lantai 2 anjungan listrik
Diorama proses produksi & penyaluran listrik
Diorama sistem kelistrikan jawa-bali
Miniatur edukasi
Diorama kereta listrik

Contoh listrik di rumah tangga & lampu ketinggian gedung
Setelah kita melihat area komponen transmisi dan distribusi listrik, saatnya kita menuju ke area berikutnya yaitu area pembangkit listrik dan sejarahnya. Sesuai dengan namanya, di area ini kita bisa melihat berbagai macam maket pembangkit listrik yang tersebar di seluruh Indonesia mulai dari pembangkit listrik tenaga gas, uap, air, sampai dengan contoh dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Tidak hanya itu, di area ini kita juga bisa melihat macam-macam komponen yang menjadi penunjang bagi pembangkit listrik tersebut.

Turbin air
Diorama PLTN PWR
Diorama PLTGU








Contoh briket batubara
Diorama PLTU Suralaya 
PLTU Indonesia Power








Model Scattered Diesel Power Plants Package
Setelah Traveler berkeliling di Anjungan Listrik, saatnya mengunjungi anjungan yang berikutnya yaitu Anjungan Energi Baru. Di anjungan ini Traveler bisa melihat bagaimana upaya umat manusia dalam mencari energi listrik baru dengan memanfaatkan berbagai macam sumber. Sama seperti anjungan sebelumnya, anjungan ini juga memiliki 2 lantai. Di lantai pertama terdapat berbagai macam alat-alat percobaan yang bisa menghasilkan listrik mulai dari Microcomputer induction Cooker (Kompor Induksi), Magneto Hidro Dinamik yaitu pembangkit listrik tanpa bagian yang bergerak, generator van de graff yang bisa dipegang, mesin wimhurst, tesla coil dan lain sebagainya. Selain beberapa alat percobaan, di ruangan ini juga ada Peta potensi energi baru di Indonesia yaitu peta yang menampilkan lokasi potensi jenis sumber energi baru yang ada di kepulauan Indonesia. Oh iya di tempat ini juga ada kids corner untuk anak-anak dibawah umur 7 tahun.

Model Magneto Hidro Dinamik
Kompor tenaga listrik
Generator van de graff







Tesla coil
Peta potensi energi baru di Indonesia
Di lantai 2 anjungan, kita bisa melihat mengenai upaya manusia dalam pencarian sumber energi baru. Seiring dengan berkembang & semakin majunya teknologi, kebutuhan akan energi juga semakin besar oleh karena faktor ini penggunaan bahan bakar fosil akan semakin ketat & ketersediaan cadangannya pasti habis. Atas karena hal tersebut maka manusia terus berusaha untuk mencari sumber energi baru untuk mengganti energi fosil yang semakin lama semakin berkurang. Di area ini dijelaskan bagaimana usaha manusia dalam pencarian energi baru yang dijabarkan melalui berbagai area mulai dari aplikasi energi surya, energi samudra (OTEC, gelombang, pasang surut), energi angin, energi biomassa, mikrohydro, energi panas bumi, energi nuklir dan lain-lain.

Lantai 2 anjungan energi baru 
Diorama kota masa depan
Aplikasi energi angin
Aplikasi energi air









Aplikasi energi biomassa
Percontohan desa mandiri energi
Museum listrik & energi baru merupakan museum yang berkonsep 3 in 1 yaitu rekreatif, edukatif dan inovatif. Dengan konsep tersebut kunjungan ke museum ini jadi lebih fun dan mencerdaskan karena dilengkapi dengan berbagai koleksi kelistrikan dari masa ke masa dengan ide penyampaian yang santai tapi sarat informasi dan edukasi yang inovatif dan tidak monoton. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa alat-alat peraga yang bisa membuat kunjungan ke museum ini jadi lebih menyenangkan (yah bisa dibilang belajar sambil bermain lah ^_^)

Jam Buka & Harga Tiket

Museum ini buka dari hari Selasa sampai dengan Minggu & hari besar dari jam 09.00-16.00. Untuk hari Senin Museum ini tutup.

Harga Tiket: Rp. 10.000

Akses menuju ke sana


Untuk Ke museum ini Traveler bisa melihat di artikel Museum Indonesia, karena Museum ini satu komplek dengan Museum Indonesia yaitu di TMII.

So...ingin tau mengenai dunia kelistrikan, sejarahnya, penelitian sekaligus belajar mengenai dunia kelistrikan...??? maka museum ini wajib dikunjungi oleh para Traveler, Happy Electricity ^_^.