Ingin tahu bagaimana perkembangan sejarah para pelajar & cendikiawan di Indonesia dalam membebaskan Indonesia dari keterbelakangan & melawan penjajahan melalui jalur non perang..?? Maka museum ini wajib untuk dikunjungi. Museum yang terletak di Jalan Abdul Rahman Saleh No. 26 Jakarta Pusat ini adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.
Sejarah singkat
Museum ini memiliki sejarah yang cukup panjang & menarik sekali untuk di telisik. Gedungnya sendiri dibangun sejak tahun 1899 pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang digunakan sebagai Sekolah sekaligus asrama Dokter Djawa & Sekolah Kedokteran Bumiputera atau dikenal dengan nama STOVIA (School Tot Opleding Van Inlandsche Arsten) yang dibuka pada tahun 1902. Karena perkembangannya yang sangat pesat & tempatnya sudah tidak memadai, maka pada tahun 1920 di pindah ke jalan salemba (sekarang menjadi fakultas kedokteran UI), sedangkan bangunan STOVIA yang lama menjadi asrama & sekolah pendidikan lainnya seperti sekolah asisten Apoteker, MULO (SMP) dan AMS (SMA). Di tahun 1942-1945 pada masa pendudukan Jepang gedung ini berhenti sebagai tempat kegiatan pembelajaran & berubah fungsi menjadi tempat penampungan tawanan perang tentara Belanda.
Gedung ini menjadi salah satu tempat yang bersejarah dalam perjalanan negeri ini, karena menjadi saksi lahirnya beberapa organisasi pergerakan kebangsaan seperti Boedi Oetomo, Jong Java, Jong Minahasa, Jong Ambon dan lain-lain. Di gedung ini juga beberapa tokoh pergerakkan nasional pernah menimba ilmu disini seperti Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangoenkoesoemo, R.Soetomo dan masih banyak lagi. Setelah dipugar selama setahun sejak 1973, Di tahun 1974 Presiden Soeharto meresmikan penggunaan gedung ini sebagai gedung bersejarah & diberi nama "Gedung Kebangkitan Nasional" yang selanjutnya didalamnya berdiri beberapa museum seperti Museum Kesehatan, Museum Pers, Museum Wanita dan Museum Boedi Oetomo. Selain Museum juga dimanfaatkan untuk perkantoran-perkantoran swasta atau yayasan seperti Kantor Yayasan Pembela Tanah Air, Perpustakaan Yayasan Idayu, Yayasan Perintis kemerdekaan & Lembaga Perpustakaan Dokumentasi Indonesia. Guna memfungsikan gedung ini sebagai museum, maka museum-museum yang ada didalam nya dilebur menjadi satu & akhirnya berganti nama menjadi "Museum Kebangkitan Nasional" hingga sekarang dan selanjutnya kantor-kantor swasta yang terdapat didalam gedung dipindah keluar gedung dan ruangan yang sudah kosong dipergunakan untuk pengembangan pameran museum.
|
Pintu Masuk Museum |
Inside The Museum
Pada saat Traveler masuk, Traveler akan diajak kembali ke zaman Hindia Belanda. Pemandaangan sekolah di zaman Hindia Belanda yang bisa dirasakan pada saat Traveler masuk kedalam museum. Gedung yang berarsitek Belanda dengan halaman yang luas membuat Traveler seolah-olah melompat kembali ke tahun 1902, Tahun dimana saat itu kaum terpelajar Indonesia berusaha untuk menolong rakyatnya dari penjajahan, perbudakan & pembodohan. Di halaman gedung juga terdapat sebuah monumen peringatan 125 tahun pendidikan dokter di Indonesia (1851-1976)
|
Taman didalam museum |
|
Monumen peringatan 125 tahun pendidikan dokter di indonesia |
Ruangan Pertama yang Traveler kunjungi adalah Ruangan Pengenalan dimana ruangan ini berisi sebuah Auditorium yang menampilkan video mengenai Sejarah berdirinya STOVIA serta perkembangan dari organisasi Boedi Oetomo.
|
Ruang Pengenalan |
Ruangan berikutnya adalah Ruangan Awal Kesadaran Nasional dimana ruangan ini menampilkan pnegertian mengenai Politik Etis yang diterapkan oleh pemerintah Kolonial Hindia belanda yaitu politik balas budi dimana pemerintah kolonial memberikan kesempatan kepada penduduk bumiputra untuk mendapatkan pendidikan sistem barat yang melahirkan kesadaran dan semangat untuk terus belajar dikalangan pria dan wanita. Bersampingan dengan ruangan ini adalah Ruangan Peragaan Kelas Kartini. Didalam ruangan ini menampilkan Diorama tempat belajar para murid-murid kartini. Kartini sendiri adalah tokoh penggerak emansipasi wanita dimana ia ingin kaum perempuan juga memiliki hak untuk maju & berkembang.
|
Ruangan Awal Kesadaran Nasional |
|
Lukisan Politik Etis |
|
Ruangan Peragaan kelas kartini |
Sambil menuju ke ruangan berikutnya, Traveler akan melihat berbagai macam Diorama Ruang Kelas Terbuka. Diorama ini menampilkan suasana kegiatan kelas terbuka pada saat STOVIA yang masih berupa sebuah sekolah kedokteran. Diorama ini memiliki bentuk seperti layaknya manusia biasa yang sedang melakukan kegiatan belajar dan mengajar. Traveler juga bisa berinteraksi di ruangan ini seperti berfoto-foto atau melakukan kegiatan seolah-olah sedang belajar sebagai siswa atau mengajar sebagai guru atau melakukan hal-hal konyol lainnya (asal jangan merusak dioramanya yah ^_^).
|
Diorama Ruang Kelas Terbuka |
|
Diorama Ruang Kelas Terbuka |
Ruangan berikut yang dikunjungi oleh Traveler adalah Ruangan Pergerakan Nasional yaitu ruangan yang berisi mengenai sejarah pergerakkan nasional beserta organisasi-organisasi yang berjuang dalam berbagai bidang baik itu sosial, budaya dan pendidikan. Di ruangan ini juga dijelaskan mengenai pola perubahan perjuangan berbagai organisasi yang sebelumnya bersifat lokal menjadi nasional. Adapun di ruangan ini terdiri dari bermacam ruangan yang masing-masing memiliki tema yang berbeda-beda. Ruangan pertama ialah ruangan yang bercerita mengenai sejarah terbentuknya Boedi Oetomo, di ruangan ini di jelaskan secara rinci mengenai Sejarah Boedi Oetomo sampai kelahirannya.
|
Ruangan Pergerakan Nasional |
|
Patung Wahidin Soedirohoesodo |
|
Lukisan Propaganda Studiefonds |
Di Ruangan berikutnya adalah Ruangan organisasi Boedi Oetomo dimana di ruangan ini dijelaskan mengenai struktur keorganisasian Boedi Oetomo beserta profil dari pendiri & penggurus Boedi Oetomo yang pertama.
|
Ruangan organisasi Boedi Oetomo |
|
Foto Serketariat 1 Boedi Oetomo |
Diruangan berikutnya adalah Ruangan Sarekat Dagang Islam. Sarekat Dagang Islam sendiri adalah organisasi perkumpulan para pedagang muslim Indonesia yang bertujuan melindungi perdagangan batik laweyan dari gangguan para perampok & menentang masuknya pedagang asing untuk menguasai ekonomi rakyat pada masa itu. Organisasi ini dipimpin oleh Haji Samanhudi.
|
Ruangan Sarekat Dagang Islam |
Ruangan berikutnya adalah Ruangan organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah sendiri adalah sebuah organisasi Islam yang bertujuan mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah dan juga memurnikan berbagai macam ajaran-ajaran islam yang menyimpang.
|
Ruangan organisasi Muhammadiyah |
Ruangan Berikutnya adalah Ruangan Indische partij. Indische partij sendiri adalah partai politik pertama yang didirikan di Indonesia. Partai ini didirikan oleh 3 tokoh yang dikenal dengan nama 3 serangkai, yaitu Dr. Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker & Suwardi Suryaningrat atau yang lebih kita kenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Selain menyatukan seluruh etnis yang ada di Indonesia partai ini juga bertujuan menentang penjajahan yang dilakukan oleh Kolonial Belanda dan juga membangkitkan rasa cinta tanah air, membangun kerja sama untuk kemajuan tanah air, dan mempersiapkan tanah air bagi kehidupan bangsa yang merdeka.
|
Ruangan Indische partij
|
|
Lukisan Tiga Serangkai |
Setelah Traveler menjelajahi Ruangan Peregerakkan Nasional, Traveler akan melihat sebuah ruangan kecil yang menyimpan berbagai macam alat medis yang dahulu digunakan pada saat Museum ini masih berupa sekolah kedokteran diantaranya adalah Alat pengaduk obat, alat pompa pernapasan, alat pembantu pendengaran dan lain-lain.
|
Ruangan Alat-alat Medis |
|
Molen Alat Pengaduk Obat |
|
Alat Pompa Pernapasan |
|
Sinar Merah & Alat Ronsen |
|
Alat Pembantu Pernapasan |
|
Alat Pencatat Detak Jantung |
Tidak jauh dari ruangan peralatan kedokteran ada sebuah ruangan berbahasa belanda yang diberi nama "GEBOUW VOOR HET ONDERWIJS" kalau menggunakan google translate berarti "Bangunan untuk pendidikan" mungkin kalau ada Traveler yang bisa mengtranslate arti yang sebenarnya silahkan karena saya sendiri juga ngak jago bahasa belanda ^_^. Memang sesuai namanya ruangan ini mirip sekali dengan sebuah ruangan seminar dimana terdapat sebuah meja layaknya ruangan seminar & perlengkapan lainnya yang biasanya ada di ruangan seminar. Di ruangan ini juga terdapat dua ruangan yang berbahasa belanda dimana ruangan pertama ruangan "SCHEIKUNDIGE LABORATORIUM" yang berarti "Laboratorium Kimia" dan "NATUURKUNDIGE LABORATORIUM" yang berarti "Laboratorium Fisika".
|
Pintu Masuk Ruangan Pendidikan |
|
Ruangan Pendidikan |
|
Laboratorium Kimia |
|
Laboratorium Fisika |
Setelah menjelajahi ruangan diatas, Traveler akan melihat sebuah ruangan besar yaitu Ruangan Asrama. Ruangan ini sendiri adalah ruangan tempat tinggal para murid STOVIA yang belajar di sekolah ini. Ruangan ini persis sekali seperti asrama-asrama boarding school yang berisi tempat tidur para siswa & lemari-lemari yang digunakan untuk menyimpan barang masing-masing siswa yang belajar di STOVIA.
|
Ruangan Asrama |
|
Diorama yang ada di ruangan asrama |
Bersebelahan dengan ruangan Asrama adalah Ruangan Memorial Boedi Utomo. Ruangan ini dulunya adalah Ruangan peragaan kelas STOVIA dimana para murid STOVIA belajar mengenai ilmu kedokteran di ruangan ini. Di ruangan selain ada foto 9 tokoh pendiri Boedi Oetomo juga ada sebuah diorama proses belajar membedah tubuh manusia & Sebuah Kerangka manusia asli yang digunakan sebagai alat peraga dalam praktek anatomi STOVIA.
|
Ruangan Memorial Boedi Utomo |
|
Diorama Proses Pembedahan |
|
Kerangka Manusia |
Ingin Tahu perkembangan kedokteran di Indonesia dari masa ke masa...???? Maka ruangan selanjutnya wajib dikunjungi oleh Traveler sebagai sarana pembelajaran. Ruangan yang diberi nama Ruang Stovia I sampai IV ini adalah ruangan yang menjelaskan mengenai perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia dari masa ke masa. Masing-masing ruangan memiliki Koleksi yang berbeda dimana Ruangan pertama yang dinamakan "Perubahan" berisi berbagai macam alat-alat kedokteran tradisonal seperti boteka yaitu tempat penyimpanan racikan obat, gilingan jamu dan lain-lain
|
Ruangan STOVIA Pertama |
|
Boteka |
|
Gilingan Jamu |
|
Peralatan Kedokteran Umum |
|
Peralatan Kedokteran Tradisional |
Di Ruangan kedua yang diberi nama "Lahirnya Pendidikan Dokter Modern" berisi berbagai macam alat kedokteran seperti Elektroradiograf atau alat pencatat detak jantung, alat pemecah kepala, kuster atau alat pensteril peralatan kedokteran dan lain-lain.
|
Ruangan STOVIA Kedua |
|
ElektroRadiograf |
|
Alat Pemecah Kepala |
|
Kuster |
|
Dandang Pensteril |
Ruangan ketiga diberi nama "Meningkat & Berkembang" berisi peralatan kedokteran yang mulai berkembang seperti alat rotgen, perlengkapan dokter bedah dan biola milik R. Maryono yang digunakan sewaktu istirahat di halaman gedung STOVIA.
|
Ruangan STOVIA Ketiga |
|
Biola Milik R. Maryono |
|
Tas & Alat Peraga Kedokteran |
|
Perlengkapan Dokter Bedah |
|
Alat Rotgen |
Ruangan keempat atau yang terakhir diberi nama "Menuju Dokter Indonesia yang bukan hanya sekedar Inlandsche Arts". Diruangan ini berisi berbagai macam alat kedokteran seperti Tabung Wintrobe, tempat jarum suntik, objek glass, tempat jarum suntik dan lain-lain.
|
Perlengkapan Kedokteran Umum |
Dan diruangan terakhir sebelum mengakhiri kunjungan Traveler di museum ini adalah Ruangan Dosen STOVIA dimana dulunya ruangan ini adalah tempat para dosen STOVIA beristirahat & berdiskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran di STOVIA. Di ruangan ini Traveler bisa melihat diorama dosen STOVIA yang sedang berdiskusi.
|
Ruang Dosen STOVIA |
Jam Buka & Harga Tiket
Museum ini Buka dari hari selasa sampai dengan minggu dimana untuk hari selasa sampai Jumat dari jam 08.30-15.30 dan Hari sabtu & Minggu 08.30-14.00. untuk hari senin & hari libur nasional museum ini tutup.
Untuk rombongan Min. 20 orang :
Dewasa & Anak-Anak: Rp. 10.000
Ada hal menarik dari museum ini, Di bulan tertentu seperti bulan mei atau bertepatan dengan hari kebangkitan nasional museum ini tidak mengenakan biaya masuk & biasanya ada sebuah pameran khusus dari beberapa tokoh pergerakkan nasional. Waktu saya dateng kebetulan lagi ada pameran H.O.S Tjokroaminoto.
Akses menuju ke sana
Untuk ke museum ini akses yang paling mudah digunakan oleh Traveler adalah Busway. Ambil Jurusan koridor 1 atau Blok m-Kota. Lalu turun di Halte Monumen Nasional & Transit koridor 2 yang melayani sampai atrium senen. Turunlah di Halte Busway Kwitang, dari situ ada pertigaan lampu merah. Lalu Traveler tinggal jalan sedikit kearah jalan searah. Museum nya tidak jauh kok dari halte busway tempat Traveler turun.
Museum ini adalah museum yang tepat bagi traveler yang ingin mempelajari mengenai perjuangan para pelajar yang ingin membebaskan Indonesia dari penjajahan melalui jalur non perang melainkan melalui pergerakan berbagai macam organisasi. yang menarik dari museum ini adalah diorama yang dibuat seolah berbentuk sama dengan orang aslinya jadi bisa membuat Traveler berinteraksi langsung dengan diorama tersebut dengan catatatan kalau ada peringatan dilarang disentuh jangan disentuh ya ^_^. So...what are you waiting for...??? Yuk main ke Museum Kebangkitan Nasional.
No comments:
Post a Comment