Sebagian Traveler pasti tidak asing lagi dengan istilah "Nenek Moyangku Seorang Pelaut" yups istilah itulah yang melekat di seluruh rakyat Indonesia sebagai identitas diri kita. Museum ini mencerminkan identitas diri bangsa Indonesia yaitu sebagai bangsa penjelajah lautan. Museum yang terletak di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa ini adalah Museum yang menyimpan berbagai macam koleksi mengenai dunia kelautan & kenelayanan di Indonesia dari masa ke masa.
Sejarah Singkat
Pada masa pendudukan Belanda, bangunan ini dulunya berupa gudang untuk penyimpanan, pemilihan & pengepakan hasil bumi seperti rempah-rempah yang merupakan komoditi utama VOC yang laris di pasaran Eropa yang diantaranya berupa rempah, kopi, teh, tembaga, timah & bahan-bahan tekstil. Gedung ini memiliki dua sisi yaitu Sisi Barat & Sisi Timur. Sisi Barat terdiri dari 4 bangunan yang tiga diantaranya digunakan sebagai Museum sampai saat ini. Di zaman pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan bahan logistik tentara Jepang. Ketika Indonesia Merdeka, bangunan ini menjadi gudang yang digunakan oleh PLN dan PTT hingga tahun 1975. Di tahun 1976, gedung ini dipugar selama setahun & akhirnya menjadi sebuah Museum Bahari pada tahun 1977.
|
Tugu Peresmian Museum |
Inside The Museum
Museum ini terdiri dari dua bagian, Bagian awal & Bagian Utama Museum. Bagian awal museum adalah tempat dimana Traveler membeli tiket masuk ke museum. Di bagian ini selain tempat penjualan tiket & kantor pengelola museum, terdapat pula sebuah Menara yang dikenal dengan nama Menara Syahbandar. Menara yang dibangun sekitar tahu 1839 ini adalah menara yang berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk kota Batavia yang melewati jalur laut serta berfungsi sebagai kantor pengumpulan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa. Dari menara ini, Traveler bisa melihat pemandangan pelabuhan Sunda Kelapa & Gedung Utama Museum serta daerah sekitar museum bahari. Sebenarnya di lantai bawah menara ini terdapat sebuah terowongan rahasia yang menghubungkan menara ke Museum Fatahilah (Museum Sejarah Jakarta) bahkan sampai ke Mesjid Istiqlal, Tapi sekarang sudah ditutup demi keamanan.
|
Rumah berarsitektur betawi |
|
Menara Syahbandar |
|
Pelabuhan sunda kelapa dilihat dari Menara Syahbandar |
Setelah Traveler menikmati pemandangan dari atas menara syahbandar, saatnya Traveler menjelajahi bagian utama dari museum ini yang letaknya tidak jauh dari gedung menara. Ruang pertama yang dikunjungi oleh Traveler adalah ruangan Replika-replika kapal yang ada di indonesia. Tidak hanya replika kapal saja, di ruangan ini juga ada berbagai macam peralatan yang digunakan untuk membuat perahu tradisional, model perahu dari jaman majapahit, perahu-perahu nelayan di Indonesia & juga sebuah rangka perahu yang masih dalam tahap pengerjaan.
|
Ruangan Replika Kapal |
|
Model Perahu Majapahit |
|
Perahu tradisional pangandaran |
|
Peralatan pembuat perahu tradisional |
|
Kerangka Perahu |
Ruangan berikutnya adalah Ruangan yang didedikasikan untuk TNI Angkatan Laut. Selain terdapat beberapa model kapal laut, di ruangan ini juga ada model Kapal Dewa Ruci yaitu kapal terbesar yang dimiliki oleh TNI AL yang setiap tahunnya berlayar ke berbagai belahan dunia, model KRI Macan Tutul yang tenggelam di laut aru pada peristiwa pembebasan Irian Barat, foto para pemimpin TNI AL dari masa ke masa dan para pahlawan nasional dari TNI AL.
|
Ruangan TNI-AL |
|
Model Kapal Dewa Ruci |
|
Model KRI Macan Tutul |
|
Model Perahu Nusantara |
Dari lantai satu museum, saatnya Traveler menuju ke lantai 2 Museum ini. Di bagian awal lantai 2 adalah Legenda Laut Internasional. Di ruangan ini terdapat berbagai macam diorama dair berbagai macam tokoh legenda laut internasional seperti Putri Ma Zu, Kapal Flying Dutchman dengan Kaptennya Davy Jones, Dewa Baruna, Viking, Putri Duyung Dan Dewa Poseidon. FYI ada beberapa diorama yang memiliki Film & Film tersebut akan muncul otomatis ketika Traveler mendekati catatan penjelasan diorama tersebut. Oh iya agak sedikit hati-hati aja ya karena film yang muncul akan sedikit membuat Traveler kaget karena kemunculannya yang tiba-tiba dengan sound effect yang besar pula ^_^.
|
Ruangan Legenda Laut Internasional |
|
Dewa Baruna |
|
Davy Jones & Flying Dutchman |
|
Pelaut Viking |
Berhubungan dengan Ruangan Legenda Laut Internasional ialah Ruangan Legenda Laut Nusantara. Hampir sama dengan ruangan awal, di ruangan ini juga menampilkan berbagai macam diorama dari tokoh-tokoh & cerita-cerita legenda laut Nusantara seperti Tuan Tapa & Putri Naga, Legenda Pesut Mahakam, malin Kundang, Bima & Dewa Ruci, Legenda Ratu Pantai Selatan dan lain-lainnya.
|
Ruangan Legenda Laut Indonesia |
|
Pesut Mahakam |
|
Malin Kundang |
|
Bima & Dewa Ruci |
Sebenarnya ada dua ruangan lagi yang memiliki diorama yang menarik yaitu Ruangan Senja di Sunda kelapa, ruang diorama yang menggambarkan kegiatan yang terjadi di pelabuhan sunda kelapa pada tahun 1800-an & Ruangan Legenda Navigator Dunia yang berisi berbagai macam diorama para navigator-navigator di dunia & di Indonesia. Namun karena adanya larangan untuk menggambil gambar menggunakan kamera jenis apapun, jadi saya cuma bisa menggambil gambar dari luar ruangan ini.
|
Ruangan Senja Di Sunda Kelapa |
|
Lukisan Pahlawan Nasional Indonesia |
Di lantai 3 museum, terdapat 2 buah ruangan yang berbeda dimana ruangan sebelah kanan dari Traveler masuk berisi berbagai macam alat-alat yang berhubungan dengan bidang maritim sedangkan sebelah kiri Traveler berisi berbagai macam model replika kapal laut.
|
Bagian kanan lantai 3 |
|
Bagian kiri lantai 3 |
Setelah melihat koleksi yang ada di gedung pertama. berikutnya Traveler akan menuju ke gedung ke dua. Hampir sama dengan di gedung pertama, di gedung ini juga menyimpan berbagai macam replika kapal mulai dari yang berukuran kecil sampai dengan ukuran yang besar.
|
Ruang Replika Kapal Nelayan |
|
Berbagai macam kapal nelayan |
Kembali lagi ke gedung utama, di ruangan berikutnya adalah Ruangan Sejarah Sunda Kelapa. Di ruangan ini, Traveler bisa mempelajari seluk beluk dari pelabuhan Sunda Kelapa juga sejarah dari pelabuhan tersebut. Di ruangan ini selain ada beberapa replika kapal, juga terdapat sebuah lirik lagu yang sering dinyanyikan oleh para nelayan Sunda Kelapa pada zaman dahulu.
|
Ruangan Sejarah Sunda Kelapa |
|
Phinisi Nusantara |
|
Lagu Nelayan Selat Madura |
Ruangan berikutnya atau ruangan terakhir adalah Ruangan Pelabuhan. Disini Traveler bisa melihat sejarah & perkembangan pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia mulai dari Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan banten dan pelabuhan-pelabuhan lainnya.
|
Ruangan Pelabuhan Indonesia |
|
Maket Pelabuhan Yang ada di Indonesia |
Jam Buka & Harga Tiket
Museum ini Buka dari hari selasa sampai dengan minggu dimana untuk hari selasa sampai kamis dari jam 09.00-15.00. untuk hari senin & hari libur nasional museum ini tutup.
Dewasa: Rp. 5.000
Mahasiswa: Rp. 3.000
Untuk rombongan Min. 30 orang :
Dewasa: Rp. 3.750
Mahasiswa: Rp. 2.250
Untuk Traveler yang ingin menyewa Pemandu:
Pemandu Lokal: Rp. 35.000
Pemandu Berbahasa Asing: Rp. 75.000
Oh iya FYI, Museum ini juga memiliki perpustakaan dimana didalamnya berisi berbagai macam koleksi buku yang berhubungan dengan Museum & Dunia kemaritiman.
|
Perpustakaan Museum Bahari |
Akses menuju ke sana
Untuk menuju ke museum ini sama seperti Traveler menuju ke kawasan Daerah kota Tua. Hanya saja dari Kota Tua, Traveler melanjutkan perjalanan ke museum ini dengan menggunakan kendaraan umum yaitu antara Mikrolet No.15 atau Mini Bus KOPAMI No.02 dua-duanya bisa Traveler temukan di depan Museum Bank Indonesia. Perbedaan dari kedua anggkutan umum ini hanyalah tempat mereka berhenti dimana kalau Mikrolet berhenti tidak pas di depan pintu masuk museum melainkan di jembatan penghubung sedangkan Mini Bus berhenti tepat di depan pintu masuk. Kalau Traveler ingin mencoba pengalaman baru, Traveler juga bisa menyewa jasa Ojek Sepeda Onthel yang banyak disekitar Kota Tua. Tarifnya Rp. 10.000 tapi kalau menurut Traveler itu masih kemahalan, Traveler bisa menawar ke abangnya langsung.
Jadi...Ingin tahu sejauh mana sejarah kemaritiman di Indonesia, Maka Museum ini wajib dikunjungi oleh para Traveler walaupun banyak yang orang-orang yang bilang kalau Museum ini angker tapi tetep aja asik kok menurut gw pribadi apalagi kita bisa melihat berbagai macam kapal-kapal nelayan dari berbagai macam propinsi di Indonesia.
|
Halaman Didalam Museum |